Target Pertumbuhan Listrik PLN Diturunkan karena Oversupply

Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Sumber :
  • M Yudha P/VIVA.co.id

VIVA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, terdapat sejumlah perubahan dalam penyusunan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) untuk periode tahun 2021-2030, dibandingkan dengan RUPTL sebelumnya.

Apakah Petir Bisa Masuk Rumah? Ini 5 Fakta yang Tak Banyak Diketahui!

Hal itu menurutnya, merupakan dampak dari pandemi COVID-19 yang menghantam berbagai aspek termasuk sektor energi nasional. Sehingga turut berpengaruh pada pertumbuhan perekonomian dan berdampak pula pada pertumbuhan sektor kelistrikan.

Dia mengungkapkan, hal itu sampai menyebabkan beberapa sistem kelistrikan seperti sistem kelistrikan di Jawa-Bali dan sistem kelistrikan Sumatera, berpotensi mengalami oversupply.

Warga Desa Ngapaea Yakin Iksan Dapat Selesaikan Persoalan Listrik dan Sinyal di Morowali

"Oleh karena itu, pertumbuhan listrik pada RUPTL sebelumnya sudah tidak sesuai, dan untuk itulah pada RUPTL PLN 2021-2030 ini (pertumbuhan listrik) diproyeksikan hanya tumbuh rata-rata sekitar 4,9 persen dari yang sebelumnya 6,4 persen," kata Arifin dalam telekonferensi, Selasa 5 Oktober 2021.

Arifin juga menjelaskan bahwa program 35.000 Megawatt (MW) juga akan terus dijalankan oleh pihaknya. "Dan dalam dua tahun ke depan akan masuk sekitar 14.700 MW, dan sebagian besar dari PLTU batu bara," ujarnya.

Respons Wamen ESDM soal Data 10,6 Juta Penerima Subsidi Listrik Tak Tepat Sasaran

Selain itu, lanjut Arifin, data terakhir yang dimiliki pihaknya per Juni 2021, menunjukkan bahwa rasio elektrifikasi rata-rata nasional telah berhasil mencapai angka 99,37 persen.

Namun, Arifin mengakui bahwa masih terdapat beberapa wilayah di Indonesia, yang masih memerlukan perhatian khusus. Dalam hal penyediaan aspek kelistrikan seperti misalnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, dan Papua.

Baca juga: Venue PON XX Papua Ini Ternyata Banyak Catat Rekor MURI

"Permasalahan yang saya sebutkan di atas menjadi pertimbangan dalam menyusun RUPTL PLN tahun 2021-2030 ini, termasuk serangkaian diskusi yang cukup panjang antara pemerintah dan PLN, serta memperhatikan masukan dari kementerian dan lembaga terkait," kata Arifin.

"Selain itu, dengan memperhatikan kondisi PLN, RUPTL PLN tahun 2021-2030 ini diharapkan dapat menjawab semua permasalahan di sektor ketenagalistrikan yang ada saat ini," ujarnya.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 87 kWp di Desa Menamang Kanan

Capai Target Swasembada Energi, Pemerintah Dorong Kolaborasi Swasta Kembangkan Listrik Bersih di Pedesaan

Untuk mencapai target transisi energi tidak bisa hanya mengandalkan pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Dae

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024