Indonesia Dobrak Pasar Ekspor ke Timur Tengah di Expo Dubai
- Antara/HO-Kemendag
VIVA – Expo 2020 Dubai di Uni Emirat Arab secara resmi dibuka. Pada perhelatan perdagangan Internasional itu, Indonesia menghadirkan Paviliun untuk memperluas pasar-pasar baru atau non-tradisional ke Timur Tengah.
Paviliun Indonesia sendiri menempati lahan seluas 1.860 m2 dan luas bangunan sekitar 3.000 m2. Paviliun Indonesia terdiri dari tiga lantai dan terletak di zona Opportunity District dengan konsep Indonesia Emas 2045.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menuturkan, Paviliun Indonesia akan membuka mata dunia terhadap Indonesia dari kekuatan masa lalu, sekarang, dan masa depan Indonesia sebagai kekuatan global.
"Kami berharap, dunia akan menyaksikan dan mengakui kepulauan kita sebagai peluang untuk berdagang, berinvestasi, dan berkunjung,” kata Lutfi di lokasi tersebut, Sabtu, 2 Oktober 2021.
Ekonom Universitas Indonesia, sekaligus mantan Juru Bicara Kementerian Perdagangan 2020, Fithra Faisal mengatakan, posisi UAE yang strategis juga bisa menjadi hub perdagangan dengan negara lain di kawasan tersebut.
"Ini akan terbuka peluang (pasar) ke negara lain, terutama negara-negara teluk," ujarnya pada kesempatan yang berbeda.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menambahkan, Timur Tengah sangat membutuhkan spare part otomotif, sayur-sayuran, furnitur olahan kayu, tekstil pakaian jadi. Maka, banyak peluang untuk dilakukan penetrasi ekspor.
Dia menilai, expo ini bisa menyasar target investor yang memang tertarik di bidang usaha tertentu. Untuk itu, langkah tindaklanjut terhadap expo harus dilakukan Kementerian Perdagangan dan pengusaha yang terlinat di expo tersebut.
“Jadi, follow up atau tindak lanjut itu menjadi satu hal yang sangat penting pasca expo. Lalu, penawaran dilakukan secara spesifik dan ada potensi kerja sama antar kedua negara bidang ekspor impor,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komite Tetap Timur Tengah dan OKI Kadin Indonesia Mohamad Bawazeer memproyeksikan dengan expo ini, ditambah dengan realisasi IUAE-CEPA akan sangat positif bagi perdagangan Indonesia.
Bawazeer juga menilai, UAE telah memiliki investasi besar di dalam negeri. Sehingga, dengan perjanjian ini, akan melengkapi perdagangan dengan UEA yang ia proyeksikan bakal semakin berkembang.
"Untuk itu, terobosan CEPA dapat menyelesaikan kendala ini. Karena di dalamnya termasuk masalah halal dan lainnya. Jadi, kita harap tahun ini bisa ditandatangani," sebut Bawazeer.
Karenanya ia percaya penuh, keberhasilan penjajakan dengan UAE akan menarik Qatar, Arab Saudi dan lainnya untuk melakukan hal serupa. Sebab, menurutnya membuka peluang pasar baru lah yang sulit.