Uang Elektronik Permudah Bisnis UMKM Kala Pandemi, Ini Buktinya

Ilustrasi peluang dan strategi bisnis di era ekonomi digital.
Sumber :
  • www.pixabay.com/fancycrave1

VIVA – Pandemi COVID-19 memaksa Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk masuk ke ekosistem digital saat ini. Hal itu terbukti dengan semakin banyaknya UMKM yang mengadopsi metode pembayaran menggunakan uang elektronik berbasis aplikasi, salah satunya OVO.

Menkomdigi Meutya Hafid: AI Buka Peluang Bagi UMKM Agar Lebih Kompetitif

Survei CORE Indonesia terhadap 2.001 UMKM mitra di 12 kota di 8 provinsi pada awal 2021 mengkonfirmasi hal tersebut. Hasil studi memperlihatkan bahwa sebagian besar pelaku UMKM yang dijadikan responden merasa terbantu sejak bergabung di platform pembayaran digital OVO.

Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah memaparkan sebanyak 73 persen UMKM sekarang ini lebih sering menggunakan uang elektronik untuk bertransaksi. Transaksi pun bisa lebih efisien dengan pencatatan keuangan yang terorganisir.

Banyak Khawatir Bayar Pakai QRIS Kena PPN 12 Persen, Ini Penjelasan Ditjen Pajak

Piter mengungkapkan, sekitar 70 persen UMKM mengalami peningkatan transaksi harian dengan rata-rata kenaikan hingga 30 persen. Rata-rata pendapatan per bulan pun meningkat 27 persen pada 68 persen responden setelah bergabung dengan OVO.

“Sementara ekosistem OVO seperti Grab juga memberikan dampak ekonomi sosial yang signifikan bagi UMKM di tengah pandemi COVID-19. Sekitar 91 persen pelaku UMKM yang disurvei telah terhubung dengan ekosistem luas OVO, dan mendapatkan manfaat nyata dengan rata-rata kontribusi ekosistem OVO mencapai 18 persen dari total penjualan mereka.” kata Piter dikutip dari keterangannya, Kamis, 30 September 2021.

Perkaya Pengalaman Berbelanja, Shopee Wujudkan Inovasi bagi Brand Lokal dan Konten Kreator

Senada, Ekonom Senior dan Founder CORE Indonesia, Hendri Saparini menjelaskan, dari survei CORE diketahui bahwa ternyata perilaku pelaku usaha dapat menyesuaikan dengan transformasi digital yang ada. Mereka beradaptasi untuk bisa bertahan dan terus berkembang.

“Kenyataannya, pelaku usaha juga cepat mengadopsi inovasi di bidang digitalisasi pembayaran. Selanjutnya ini menjadi aset bagi Pemerintah, karena digitalisasi pembayaran ini menghasilkan big data yang luar biasa,” ungkapnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi & UKM Eddy Satriya mengatakan, adopsi pembayaran digital semakin kencang seiring dengan Pandemi COVID-19. Khususnya terpengaruh berbagai pembatasan mobilitas. 

UMKM pun lanjut dia, memainkan peranan penting sebagai roda penggerak ekonomi, terutama di negara-negara berkembang. Menurut Badan Pusat Statistik, lebih dari 64 juta UMKM Indonesia berkontribusi sekitar 61 persen bagi PDB nasional.

Eddy mengatakan, digitalisasi pembayaran tidak hanya bermanfaat bagi pelaku UMKM tetapi juga masyarakat luas. Dengan kata lain, digitalisasi pembayaran berdampak besar bagi upaya kemajuan bangsa. Kemenkop UKM pun optimistis atas target 30 juta pelaku UMKM bertransformasi ke digital pada 2023.

Baca juga: Ingin Produk UKM RI Naik Kelas, Menteri Teten Gandeng IKEA

“Kami optimistis target tersebut bisa tercapai. Kami terus mengumpulkan secara langsung UMKM untuk dibimbing sehingga kapasitas produksi mereka terus menjadi lebih baik sejalan dengan perbaikan kualitas,” tutur Eddy.

Lebih lanjut, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Semuel Abrijani Pangerapan menjelaskan, pemerintah tengah berfokus pada perluasan jaringan infrastruktur telekomunikasi yang merata hingga pedesaan.

Termasuk, menggenjot pembangunan BTS untuk koneksi 4G di seluruh Indonesia dan persiapan implementasi 5G. Langkah itu juga guna mendukung transformasi digital yang dilakukan dunia usaha saat ini.

“Di antara beberapa komponen penting transformasi digital, salah satunya adalah digitalisasi pembayaran, seperti menggunakan OVO. Ya, fokusnya adalah bagaimana menghadirkan sistem pembayaran yang mudah bagi masyarakat,” kata Semuel.

Presiden Direktur OVO, Karaniya Dharmasaputra menjelaskan bahwa UMKM selama ini terbukti menjadi tulang punggung perekonomian. Karena itu, pihaknya akan mengukur sejauh mana dampak positif OVO terhadap keberadaan UMKM.

Sehingga menurutnya, bisnis pembayaran digital yang terus dikembangkan OVO pada akhirnya juga bisa mendongkrak pemulihan ekonomi nasional.

“UKM telah menjadi salah satu pilar bisnis OVO. Sehingga OVO bisa menjadi salah satu platform pembayaran terbesar dan dapat melayani lebih banyak pengguna. Di sisi lain, UMKM juga terbantu oleh OVO karena terkoneksi dengan ekosistem tanpa batas,” tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya