Luhut: Indonesia Garap Quick Win 100 Smart City
- Kemenko Marves
VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menjelaskan, dalam pengembangan smart city di beberapa negara, dibutuhkan peran teknologi dan inovasi terkini dalam pelaksanaannya.
Dia berpendapat, secara garis besar, negara-negara yang telah menerapkan smart city itu telah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, untuk membantu berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia.
"Misalnya seperti mengendalikan energi, pasokan air, mengurangi polusi, bahkan mengatur lalu lintas," kata Luhut dalam telekonferensi, Kamis 30 September 2021.
Baca juga: Mahfud MD Ungkap Perintah Jokowi Batalkan Kepengurusan Moeldoko
Berdasarkan data McKinsey, Luhut mengatakan bahwa teknologi smart city dapat mengarah pada peningkatan indikator kualitas hidup utama sebesar 10-30 persen.
"Termasuk pengurangan angka kriminal, menurunkan beban kesehatan, memperpendek perjalanan, dan menurunkan emisi karbon," ujarnya.
Di Indonesia sendiri, Luhut memastikan konsep smart city juga telah dikembangkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), melalui penyesuaian masterplan dan Quick Win Kota Pintar di 100 kota di Indonesia.
Adapun enam pilar pembangunan kota-kota pintar itu menurut Luhut adalah smart governance, smart society, smart living, smart economy, smart environment, dan smart tending.
"Pandemi COVID-19 pada akhirnya harus memaksa masyarakat untuk patuh terhadap protokol kesehatan, seperti penggunaan masker, jaga jarak, dan mengurangi kerumunan," kata Luhut.
"Di Indonesia, pemerintah menggunakan platform PeduliLindungi yang menggunakan cloud system yang digunakan untuk mengatur aktivitas manusia, khususnya di tempat umum," ujarnya.