Punya Peran Besar Dongkrak Bisnis UMKM, Perempuan Harus Tahu Ini

Ilustrasi UMKM ketika memulai usaha.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Digitalisasi menjadi salah satu kunci untuk bisa membangkitkan kembali Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia. Sebab, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat untuk menekan laju penularan juga membatasi ruang usaha konvensional. 

Pertamina Eco RunFest 2024, Dorong Pemberdayaan UMKM hingga Pertegas Komitmen Capai NZE 2060

Karena itu, keterampilan digital menjadi kian penting untuk menyiasati kondisi Pandemi COVID-19 dan menopang keberlanjutan usaha pelaku UMKM. Pemulihan UMKM pun dinilai menjadi kunci bagi pemulihan ekonomi nasional. 

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, terdapat lebih dari 37 juta UMKM yang dimiliki atau dikelola perempuan. Jumlah itu merepresentasikan 60 persen dari semua UMKM di Indonesia.

Dari Desa ke Kancah Nasional, BRI Berdayakan Kacang Nepo Menjadi Camilan Khas yang Diminati

Karena itu, PT HM Sampoerna Tbk melalui program Sampoerna untuk Indonesia, menggagas program Semangat dan Aksi Perempuan Andalan (SAPA) untuk Indonesia. Program itu menggandeng Sirclo dan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI). 

Kepala Urusan Eksternal PT HM Sampoerna Tbk Ishak Danuningrat mengungkapkan, SAPA Untuk Indonesia menghadirkan kelas pelatihan untuk memfasilitasi dan memberikan pembekalan bagi pelaku UMKM agar bisa lebih melek digital. Kegiatan pelatihan ini digelar secara virtual pada 20, 24, dan 28 September 2021. 

Indonesia Mau Jadi Raja AI Dunia, Ada tapinya

Selain itu, rangkaian kegiatan ini akan dimeriahkan juga oleh kompetisi digital. Untuk memacu para pelaku UMKM untuk berkreasi dalam menggunakan platform digital untuk memasarkan produk.

“Pengembangan UMKM merupakan salah satu fokus dari program Sampoerna untuk Indonesia. Harapan kami, SAPA dapat menjadi platform untuk memberikan UMKM keterampilan praktis agar mereka bisa tetap produktif dan memiliki daya saing di tengah pukulan Pandemi COVID-19,” kata Ishak dikutip dari keterangan resminya, Rabu, 29 September 2021. 

Pada sesi pelatihan pertama, Business Operation Manager Sirclo Trias Puspita Hayati menyampaikan potensi e-Commerce di Indonesia. Menurutnya, bahwa dukungan infrastruktur untuk bidang informasi teknologi di Tanah Air terus meningkat.

Hal ini didukung dengan pengeluaran pemerintah di bidang informasi, komunikasi dan teknologi yang mencapai US$1 miliar 2020. 

Dengan infrastruktur semacam itu, diprediksi pada tahun 2025 tingkat adopsi smartphone di Indonesia akan mencapai 90 persen, yang juga akan berdampak positif pada tingkat penetrasi internet. 

“Ini potensi pasar yang luar biasa bagi pemilik bisnis. Bayangkan saja jumlah penduduk Indonesia mencapai 250 juta dan 77 persen mengakses internet melalui handphone,” kata Trias.

Meski peluang pasar masih terbuka luas bagi pelaku UMKM, tidak bisa dipungkiri masih ada banyak tantangan bagi pelaku UMKM untuk masuk ke ranah digital. Antara lain, pelaku UMKM akan bersaing dengan pelapak online dan brand ternama yang telah lebih dulu merambah digital. 

Selain perlu mengejar ketertinggalan, pelaku UMKM juga perlu menyiasati keterbatasan modal maupun operasional. Belum lagi tantangan akses dan infrastruktur internet yang belum terlalu merata.

Sesi kedua mencoba menjawab tantangan tersebut. Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Fiki Satari, berbagi tips agar UMKM dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri dengan memanfaatkan pemasaran digital. 

Fiki juga memaparkan cara efektif memasarkan dengan bujet minimal serta dukungan yang ditawarkan oleh Kemenkop UKM. Menurut Fiki, pemasaran digital selain efektif biaya juga dapat menjangkau audiens yang luas.

Baca juga: Jokowi Ingin Kemiskinan Ekstrem 0% pada 2024, Airlangga Ungkap Caranya

“Memasarkan produk dengan jangkauan nasional akan sangat memakan biaya dengan cara tradisional. namun teknologi digital memungkinkan ini dan memberi kesempatan UMKM untuk menjangkau pasar-pasar baru,” jelas Fiki. 

Tentunya akses ke pendanaan tetap menjadi elemen penting bagi UMKM, baik untuk pemasaran, pengembangan produk, maupun memperluas operasional. 

Sementara itu, CEO Modal Rakyat Hendoko Kwik memperkenalkan alternatif-alternatif pendanaan bagi UMKM serta tips mengelola pendanaan. Salah satunya adalah pinjaman mikro.

“Namun pelaku UMKM tetap harus mengenali instrumen pinjaman yang dipakai dan mengutamakan perencanaan serta pengelolaan keuangan yang matang untuk menghindari kredit macet,” kata Hendoko.     

Kemudian, Wakil Ketua Umum Bidang Pendidikan dan Pelatihan DPP Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Sofi Suryasnia, memaparkan bagaimana para UMKM yang dikelola perempuan bisa mendapatkan akses pembiayaan agar usaha mereka naik kelas. Salah satunya adalah melalui bank. 

“Pemilik usaha harus mengerti bagaimana cara memenuhi syarat agar kredit bisa diterima bank,” kata Sofi. 

Selama tiga hari, pelatihan untuk UMKM ini diikuti oleh lebih dari 2.000 pelaku UMKM. Para peserta mengikuti kelas online tersebut dengan sangat antusias, berbagai pertanyaan diajukan terkait pemanfaatan teknologi digital hingga pengembangan pasar dan produk yang dimiliki pelaku usaha.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya