Arief Yahya Tegaskan Indonesia Bisa Unggul dari China di Sektor Ini
- ANTARA FOTO/Feny Selly
VIVA – Mantan Menteri Pariwisata Kabinet Indonesia Kerja, Arief Yahya mengatakan Indonesia akan unggul dalam bidang pariwisata dibanding negara lain. Potensi besar itu harus bisa dimaksimalkan.
Menurut dia, Indonesia memiliki banyak destinasi yang bisa menjadi andalan dalam memenangkan persaingan bidang pariwisata. Bahkan, bisa menyaingi Thailand dan China.
"Sering saya diskusi dengan Pak Presiden. Menurut Pak AY (Arief Yahya), apa yang terhebat? Saya balik bertanya, kalau dengan pariwisata apa lagi? Karena saya sendiri tidak yakin dibidang lain kita bisa unggul," ujar Arief saat diskusi dalam acara Indonesia Maritime Club (IMC) myshipgo pada Sabtu, 25 September 2021.Â
"Saya beri contoh, beberapa kota Indonesia menjadi terbaik di dunia. Saya meyakini, kalau secara destinasi itu menjadi andalan kita dan bisa menjadi yang terbaik," tambahnya.
Menurut dia, sekarang tidak ada satu pun negara yang bisa mengalahkan China dibidang manufaktur. Karena, hampir semua barang dikirim China. Namun, China tidak memiliki keunggulan bidang pariwisata.Â
Karena itu dia menegaskan, RI bisa unggul dari China dari sisi pariwisata. Dengan memaksimalkan potensi besar yang dimiliki.
Baca juga:Â Petani Beras Curhat ke Airlangga, KUR Dimanfaatkan untuk Smart Farming
"Maka saya sering guyonan, wanita diciptakan oleh Tuhan dan laki-laki diciptakan oleh Tuhan. Sisanya made in China. Demikian hebatnya China, tapi tidak pariwisata. Indonesia bisa menang. Pesaing utama kita Thailand. Thailand itu Balinya ASEAN. Kalau Indonesia punya Bali, kalau ASEAN itu punya Thailand," ujarnya.
Bahkan, kata Arief, pariwisata pernah menjadi penghasil devisa terbesar. Hal itu sebagaimana janji yang dituliskan dalam bentuk surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Terbukti, industri pariwisata menyumbang devisa terbesar di Indonesia sebesar US$20 miliar pada tahun 2019.
"Dampak devisa yang masuk langsung dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat," jelas dia.
"Dan kenyataan itu terjadi di akhir 2019, pariwisata masuk top three dan pernah nomor satu penghasil devisa terbesar," ucapnya.