Petani Beras Curhat ke Airlangga, KUR Dimanfaatkan untuk Smart Farming

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Konpers PPKM
Sumber :
  • Zoom Meeting Kemenkomarves

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berdialog dengan petani di tengah-tengah sawah di Klaten, Jawa Tengah, dalam rangkaian kunjungannya pada pekan ini. Dia memantau kondisi terkini dari para petani khususnya terkait dengan produksi.

Dikuti dari keterangan resminya, kepada salah seorang petani, Airlangga menanyakan, bagaimana produksi yang pertanian di daerah itu saat ini.

"Satu tahun berapa kali panen Bu? Hasilnya gimana?" tanya Airlangga, Sabtu, 25 September 2021. 

Menanggapi pertanyaan Airlangga, salah satu petani, Siti Daryatun (53), mengatakan dalam satu tahun bisa mencapai dua kali panen. Siti juga mengaku hasil panennya berkualitas bagus. 

"Alhamdulillah panennya bagus pak. Setahun bisa dua kali panen. Dua tahun lima kali panen," katanya,

Airlangga kemudian menanyakan kembali terkait harga pupuk dan apakah petani di sini mendapatkan pupuk subsidi dari Pemerintah. Siti menjawab harga pupuknya mahal dan pupuk subsidi dari pemerintah masih kurang. 

"Awis (mahal) pak. Pupuk subsidi mboten (tidak) semua," kata Siti. 

Sementara itu, petani lainnya, Hartaya, mengaku bersyukur karena telah mendapatkan bantuan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) BNI. Petani padi dan tanaman holtikutura ini mengaku mendapatkan KUR sebesar Rp13 juta. 

"Melalui proses mudah dan cepat, yang ringan, saya sebagai petani mengucapkan terima kasih banyak, semoga petani juga sejahtera,"  ujarnya.

Baca juga: Borong Produk UMKM, Pengusaha Surabaya Ini Bagi-bagi ke Para Janda

Hartaya mengatakan bantuan pinjaman KUR ini akan digunakan untuk persiapan penanaman baru. Sehingga produksi di daerah tersebut tidak putus.

"Yaitu kita punya luas satu hektare, kita keburuhannya kira-kira sepuluhan lebih, semua itu nanti terpakai untuk biaya tanam sampai panen, untuk tenaga kerja, pemupukan,"tambahnya

Hartaya yakin dengan adanya bantuan KUR bisa membantu meningkatkan produksi dan pendapatan usahanya. 

"Insya Allah bisa, nanti kan pakai teknologi yaitu smart farming, itu petani milenial digital," tambahnya.

Sebagai informasi, Program Millenial Smartfarming merupakan ekosistem pemberdayaan milenial melalui pembinaan dan pengembangan ekosistem pertanian digital (IoT). Sistem itu diterapkan dari hulu ke hilir serta meningkatkan Inklusi Keuangan Desa.

Tameng Ubah Desa di Malang Ini Jadi Pusat Hortikultura Modern

Program ini bertujuan mengimplementasikan pertanian cerdas dengan penerapan 
digitalisasi pertanian dengan IoT, membentuk ekosistem pertanian dengan pembukaan akses pasar kepada petani. 

Sehingga, penghasilan petani terjamin serta mengoptimalkan inklusi keuangan perbankan di desa, dan memperkuat kelembagaan petani milenial yang dilakukan oleh berbagai stakeholder.

Government Lowers Airfares to Boost Holiday Travel Demand
Ilustrasi/Petani tembakau di Jawa Timur

Asosiasi Pedagang Kelontong Tolak Rancangan Permenkes Soal Kemasan Rokok Polos

Asosiasi Pedagang Kelontong menolak rencana penyeragaman kemasan rokok tanpa identitas merek, sebagai salah satu aturan yang tertera pada Rancangan Peraturan Menteri Kese

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024