Krisis Evergrande dan Rapat FOMC Hantui Pergerakan Rupiah

Ilustrasi rupiah melemah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah tipis pada perdagangan Rabu, 22 September 2021. Rupiah bergerak di kisaran atas Rp14.240 per dolar AS pagi ini.

Waduh! Harga Bitcoin Anjlok Hingga di Bawah 95.000 Dolar AS, Kok Bisa?

Di pasar spot, hingga pukul 09.45 WIB rupiah telah ditransaksikan di level Rp14.245 per dolar AS. Melemah 0,05 persen dari penutupan perdagangan hari sebelumnya Rp14.237.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia terakhir berada di level Rp14.244 per dolar AS, menguat dari nilai tengah sebelumnya Rp14.251 per dolar AS.

The Fed Pangkas Suku Bunga, Ekonom Ungkap Dampaknya ke Indonesia

Baca juga: Serang Anies, Rocky Gerung: PSI Nebeng Cari Panggung

Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro menjelaskan, kondisi pergerakan rupiah hari ini dipicu oleh masih kuatnya sentimen negatif pelaku pasar keuangan dari kondisi global.

Pertimbangan Utama The Fed Pangkas Suku Bunga 25 Bps, Kebijakan Trump Jadi Sorotan

Menurut dia, pelaku pasar masih akan terus mengamati perkembangan Evergrande Group asal China, yang harus melunasi kewajiban bunga utang senilai US$83,5 pada hari Kamis besok.

"Sentimen Evergrande kemungkinan masih akan tetap mempengaruhi sentimen pasar hari ini dan pasar juga menunggu keputusan FOMC yang akan diumumkan hasilnya malam hari ini," kata dia dikutip dari Tinjauan Ekonomi dan Pasar Harian.

Dari dalam negeri sentimen yang positif didorong oleh kebijakan moneter longgar dan pro pertumbuhan yang terus dilakukan oleh Bank Indonesia.

Di sisi lain, BI juga sudah melakukan uji ketahanan atau stress test untuk mengantisipasi dampak kebijakan tapering off dari bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).

Menurutnya, ini ditempuh karena The Fed telah mengisyaratkan untuk mulai mengurangi kebijakan moneter longgar di era pandemi COVID-19. Selain itu, krisis Evergrande di China yang telah mengguncang pasar keuangan di berbagai negara juga merupakan masalah lain yang perlu diantisipasi.

"Mempertahankan BI-7DRRR pada level saat ini tidak hanya dapat mendorong pemulihan ekonomi domestik, namun juga untuk menahan risiko arus modal keluar serta menjaga stabilitas," ujar Andry.

Dengan berbagai perkembangan tersebut secara teknikal, pada perdagangan hari ini Bank Mandiri memperkirakan rupiah terhadap dolar AS akan berada pada interval Rp14.228-14.287 per dolar AS. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya