Pabrik Baru Krakatau Steel Siap Pasok Baja untuk Mobil Listrik

Presiden Jokowi resmikan pabrik Hot Strip Mill #2 Krakatau Steel.
Sumber :
  • Agus Suparto/Fotografer Presiden

VIVA – PT Krakatau Steel Tbk mengumumkan selesainya pembangunan pabrik hot strip mill (HSM) 2 di Cilegon. Pabrik ini pun telah diresmikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo hari ini, Selasa, 21 September 2021.

Baru Meluncur, Stok Mobil Listrik Mazda Tak Banyak

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, peresmian pengoperasian pabrik ini menjadi salah satu capaian tinggi karena berhasil dirampungkan di tengah tekanan ekonomi akibat Pandemi COVID-19.

"Kami telah menyelesaikan pembangunan Pabrik Hot Strip Mill 2 pada Mei 2021. Yang mana sebagian masa pembangunan kita mesti bertarung dengan COVID-19," kata dia di lokasi acara peresmian.

Mobil Listrik Mazda di RI Kemahalan, Banyak yang Murah tapi Lebih Mewah

Silmy pun menjelaskan, pabrik ini dibangun dengan investasi Rp7,5 triliun di atas lahan 25 hektare. Adapun kapasitas produksinya mencapai 1,5 juta ton per tahun sehingga total produksi hot rolled coil (HRC) perseroan makim bertambah. 

"Total produksi HRC menjadi 3,9 juta ton per tahun dan pabrik ini pabrik pertama di Indonesia yang mampu menghasilkan produk HRC dengan ketebalan 1,4 mili meter," tegas dia. 

Mobil Listrik Neta V Ludes Terbakar di Jalan Tol, Ini Kronologinya

Dia juga mengungkapkan, pembangunan pabrik ini selain meningkatkan kapasitas produksi nasional juga dibangun dalam rangka meningkatkan daya saing produk baja produksi Indonesia.

"Hal ini terjadi karena pabrik baru ini lebih efisien bisa memangkas biaya operasi 25 persen. Kemudian pabrik ini juga menggunakan teknologi otomasi terkini 4.0," papar Silmy.

Menurutnya, produk yang dihasilkan pun memiliki kualitas yang baik. Oleh sebab itu produk HRC HSM 2 ini nantinya akan diutamakan untuk mengisi pangsa pasar industri otomotif di Indonesia yang membutuhkan kualitas terbaik. Hal ini seiring dengan rencana Indonesia menjadi produsen mobil listrik dunia.

"Ini tentu seiring dengan rencana Indonesia untuk menjadi salah satu pusat produksi mobil listrik dunia. Ini akan berdampak pada penghematan devisa serta memperbaiki neraca perdagangan Indonesia," tuturnya. (dum)

Baca juga: IHSG Memerah, Intip Rekomendasi Saham Hari Ini

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya