Kemenves: Riset dan Inovasi Dukung Capaian Target Investasi

Ilustrasi investasi.
Sumber :

VIVA – Arahan Presiden Joko Widodo mengenai ekonomi berbasis inovasi menargetkan capaian investasi senilai Rp900 triliun pada tahun ini. Kabar terbaru, Pemerintah berencana meningkatkan target mencapai Rp1.200 triliun untuk nilai investasi pada 2022. Lalu, bagaimana strategi Kementerian Investasi (Kemenves) dalam memenuhi capaian tersebut?

Pengamat Apresiasi Prabowo, 2 Pekan di Luar Negeri Mampu Bawa Investasi USD 18,5 Miliar

“Untuk mencapai target investasi tersebut, selain memfasilitasi investor yang sudah masuk dan mendapatkan perizinan/fasilitas penanaman modal, Kemenves juga mendorong masuknya investasi besar untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri yang berbasiskan riset dan inovasi,” kata Deputi Deregulasi Penanaman Modal Kemenves/Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) Yuliot kepada awak media, Selasa, 14 September 2021.

Yuliot menjelaskan, pengembangan riset dan inovasi merupakan mandat dari Undang-Undang (UU) Cipta Kerja. Dia berharap, kolaborasi antara riset perguruan tinggi, lembaga riset Pemerintah, dan implementasi riset pada kegiatan industri dapat tercipta dengan adanya regulasi tersebut.

Presiden Prabowo Tunjukkan Kepemimpinan Kuat Berwibawa di Kancah Internasinoal, Kata Dave Laksono

“Riset dan inovasi akan berperan dalam mengembangkan investasi yang didasarkan atas potensi wilayah. Misalnya, hilirisasi bauksit, pulp & paper, oleochemicals, dan industri berbasis karet di Sumatra,” ujarnya.

Kemudian di Jawa, terang Yuliot, ada industri hulu dan petrochemical, ekosistem kendaraan listrik, dan jasa, termasuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pendidikan. Kalimantan dan Sulawesi memiliki pengembangan industri hijau, smelter, pertanian, dan lain-lain. Maluku dan Papua ada industri pupuk, smelter, perikanan.

Menteri Rosan Paparkan Program Green Energy dan Hilirisasi ke Pengusaha Inggris

“Sementara Bali dan Nusa Tenggara, terdapat industri pariwisata dan kesehatan,” ujarnya.

Kemenves/BPKM juga bersinergi dengan kementerian/lembaga (K/L) lain dan pihak swasta untuk menguatkan peran penelitian dalam mendorong invensi dan inovasi baru yang dapat mendatangkan investasi.

“Untuk sinergi dengan kementerian/lembaga, seluruh perizinan berusaha diterbitkan melalui sistem Online Single Submission (OSS) Berbasis Risiko, termasuk riset dan inovasi pada setiap sektor usaha,” kata Yuliot.

Ekosistem investasi diharap dapat mendongkrak ekonomi berbasis inovasi dan teknologi. Untuk mewujudkan hal tersebut, penguatan sumber daya dan modal pada sektor pengetahuan dan inovasi juga perlu ditingkatkan. Di sisi lain, investasi pada sektor riset yang saat ini masih terbilang kecil, yakni sekitar satu persen, juga perlu menjadi perhatian.

“Bagi pelaku usaha yang melaksanakan riset dapat diberikan insentif investasi dalam bentuk super deduction, yaitu pengurangan PPh Badan sesuai PP No. 45 Tahun 2019,” imbuhnya.

Baca juga: Menteri Bahlil: Mei 2022 Hyundai Mulai Produksi Mobil Listrik di RI

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya