Integrasi Pelindo, Satu Standar Pelayanan dari Timur ke Barat

Suasana pelabuhan peti kemas.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Jika tak ada aral melintang, PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III dan Pelindo IV siap merger pada 1 Oktober 2021. Empat BUMN yang bergerak di bidang pelabuhan ini akan melebur menjadi satu yaitu PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo.

Integrasi Pelindo ini diharapkan mampu menciptakan manfaat yang signifikan bagi sektor logistik. Biaya logistik di Indonesia diketahui masih besar yakni di angka 23,5 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Meski porsi Pelindo dalam biaya logistik nasional tidak dominan, namun BUMN Pelabuhan ini bisa mengoptimalkan kecepatan dan pelayanan di pelabuhan. Dari merger, standar peningkatan pelayanan akan terjadi dari timur ke barat.

Hal itu diakui oleh Ketua DPP Indonesia National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto. Dia menilai, merger Pelindo akan membuat sistem dan prosedur di setiap pelabuhan sama. Diharapkan, produktivitas akan jauh lebih baik. Sehingga pengguna jasa pun merasakan manfaatnya.

"Fasilitas juga akan sama dan lebih baik untuk semua pelabuhan. Itu manfaat yang terbesar yang akan dirasakan pengguna jasa. Dengan berada di dalam satu manajemen, maka pelabuhan sebagai salah satu mata rantai logistik, diharapkan juga akan meningkatkan efficiency dan mengurangi biaya logistik," kata Carmelita kepada VIVA, Sabtu 18 September 2021.

Suasana pelabuhan peti kemas

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin

Indonesia sebagai negara maritim memang selayaknya memiliki pelabuhan yang punya standardisasi yang sama baik kualitasnya. "Pengguna jasa mengharapkan peningkatan dan keseragaman pelayanan pelabuhan baik di wilayah barat maupun timur Indonesia," tambah Meme, akrabnya disapa. 

Sejauh ini, INSA melihat fokus yang perlu diperbaiki Pelindo ke depan adalah melengkapi sarana dan prasarana di pelabuhan-pelabuhan yang ada di luar pulau Jawa. Seperti kedalaman alur dan kolam pelabuhan. "Juga infrastruktur sarana bongkar muat. budaya kerja dan lainnya," imbuh dia.

Tingkatkan Keterbukaan Informasi Publik, Perhutani Genjot Digitalisasi

Lewat merger dan berada di dalam satu manajemen, Pelindo dinilai akan bisa memperbaiki kinerja. Karena memiliki tugas yang difokuskan pada klaster masing-masing.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto berharap dengan adanya merger, pelayanan pelabuhan dari barat ke timur maupun sebaliknya harus ditingkatkan. Dia bercerita, pernah mendapati pengiriman barang dari barat ke timur Indonesia itu dua minggu sekali dan bahkan ada juga yang belum jelas jadwalnya. Soal kelancaran barang ini, menurutnya yang paling penting adalah soal jadwal tepat waktu.

Pelni dan ASDP Bakal Dilebur ke Pelindo, Erick Thohir Pede Tekan Biaya Logistik

"Lancar itu sebenarnya tepat shcedule-nya, misalnya dua minggu itu kan lama, sehingga uang itu terlambat berputarnya. Kalau dalam supply chain itu kan, anytime kita butuh, ada," kata dia kepada VIVA. 

Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan.

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin
Sumbangsih Finansial dan Program Pro Rakyat Kukuhkan BRI Sebagai BUMN Terbesar

Meski begitu, Mahendra mengakui pergerakan barang antara barat dan timur saat ini memang timpang. "Tapi kalau dua minggu sekali selalu ada dan rutin, itu kita bilang lancar. Di dalam supply chain yang penting kepastian, artinya kita sudah antisipasi kalau ngendon-ngendon itu, yaudah itu adalah biaya kita," kata dia.

Di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, lanjut Mahendra, sekarang sudah ada tim yang mengamati regulasi apa yang kira-kira bisa memudahkan permasalahan ini.

"Sekarang tinggal pilih saja komoditas apa yang Indonesia pengen prioritaskan. Ya kalau kita bilang ya bahan pokok (sembako), yang harus kita perjuangkan biayanya rendah," kata dia. 

Dia berharap dengan merger Pelindo II, tidak hanya efisiensi manajemen tapi juga diharapkan bisa membuat Pelindo bersaing di luar negeri. Ia mendorong Pelindo bisa ekspansi dan ikut mendukung pengusaha nasional membangun jaringan di luar negeri yang lebih baik.

"Jadi jangan hanya jago kandang, cari devisa di luar, sama-sama kita cari devisa dari luar. Kita sebagai perusahaan (logistik) juga mencari devisa, karena di kandang pun kita bersaing dengan asing sekarang. Kita berharap ada state owned company yang bisa jadi global player," kata dia. 

Menuju Pelabuhan Kelas Dunia

Dengan bersatunya BUMN di bidang pelabuhan ini, diyakini bisa menjadi salah satu pelabuhan terbesar di dunia. Harapan itu dilontarkan Menteri BUMN Erick Thohir.  Pelindo akan menjadi Pelabuhan Peti Kemas terbesar ke-8 di dunia. 

Lewat penggabungan itu, pelabuhan peti kemas Pelindo akan mencapai skala hingga 16 juta Teus. Menurut Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, Pelindo akan bisa bersaing di global. 

Total aset dari penggabungan Pelindo ini akan mencapai Rp112 triliun dengan total pendapatan yang nantinya akan mencapai Rp28,6 triliun. 

Direktur Utama Pelindo II, Arif Suhartono mengatakan, merger ini akan membuat efisiensi dari sisi pengelolaan BUMN. Sedangkan dari sisi ekonomi akan menjadikan pelabuhan memiliki performance yang tinggi.

"Dari sisi ekonomi bagaimana menjadikan pelabuhan itu performance tinggi dan reliable," kata Arif dikutip dalam sebuah wawancara dengan Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga.

Arif mengakui pemilihan merger dibanding holding adalah untuk memudahkan meningkatkan performance dan pelayanan. Standar pelayanan yang sama dari timur ke barat Indonesia akan sama baiknya.

Ketua Organizing Comitte (OC) Integrasi Pelindo itu mencontohkan, setidaknya 80 persen customer peti kemas antara Pelindo I-IV itu adalah pelanggan sama. Sehingga ini akan mempermudah kelancaran arus barang.

"Akan sangat bagus, terminal dari ujung ke ujung memiliki performance yang sama, account manager yang sama. service-nya sama, standar sama, dan kami sangat mendukung ide tersebut," kata Arif. 

Nantinya klaster akan dibentuk berdasarkan kategori bisnis. Keempat klaster tersebut adalah: (1) peti kemas, (2) non peti kemas, (3) logistik & hinterland development, dan (4) marine, equipment, & port services. Nantinya setiap klaster itu setelah merger akan memiliki manajemen sendiri.

"Ini bagus juga untuk pemerintah secara visibility, trading akan terlihat," paparnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya