Pabrik Baterai Mobil Listrik di Karawang Akan Serap Ribuan Pekerja

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
Sumber :
  • Repro video.

VIVA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia memastikan, pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Kabupaten Karawang, Jawa Barat akan membuka lapangan kerja dan menyerap ribuan tenaga kerja.

Korban TPPO di Myanmar Minta Pemerintah Indonesia Segera Pulangkan Mereka

Dia bahkan menjanjikan, bila pabrik baterai mobil listrik tersebut sudah beroperasi, maka secara langsung akan mampu menyerap sekitar 1.100 orang tenaga kerja.

"Kalau nanti pabrik ini jadi benar (beroperasi), tenaga kerja langsung di situ saja sekitar 1.100 orang, itu yang jadi langsung," kata Bahlil dalam telekonferensi, Jumat 17 September 2021.

Prabowo Tetapkan UMP 2025 Naik 6,5 Persen, Kadin Kaji Dampaknya ke Dunia Usaha

Baca juga: Ada Aliansi AUKUS, Mendag Harap Perdagangan Luar Negeri Tak Terganggu

Bahkan, pada masa konstruksi atau sebelum pabriknya jadi, jumlah tenaga kerja yang terserap bisa mencapai belasan ribu tenaga kerja.

Wacana Pemerintah Tak Berikan BBM Subsidi ke Ojol dan Taksol, 4 Juta Ojol Ancam Demo Besar-besaran

Apalagi, jika ditambah oleh sejumlah sektor pendukung lain, yang berperan secara tidak langsung dalam pembangunan pabrik tersebut sehingga diperkirakan akan membutuhkan puluhan ribu tenaga kerja.

"Yang tidak langsung berarti puluhan ribu. Sub kontraktornya, UMKM-nya, makanannya, lalu bahan-bahan materialnya, kemudian orang-orang yang punya alat," ujarnya.

Diketahui, pabrik baterai kendaraan listrik di Karawang ini secara resmi mulai dibangun sejak proses groundbreaking oleh Presiden Joko Widodo, yang digelar pada Rabu 15 September 2021 kemarin.

Presiden menegaskan bahwa pembangunan pabrik ini merupakan wujud keseriusan pemerintah dalam melakukan hilirisasi industri, yang diharap mampu menjadi pertanda berakhirnya era kejayaan komoditas bahan mentah.

"Kita harus berani mengubah struktur ekonomi yang selama ini berbasis komoditas, untuk masuk ke hilirisasi, masuk ke industrialisasi, menjadi negara industri yang kuat dengan berbasis pada pengembangan inovasi teknologi," ujar Presiden.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya