Kemenkeu Utak-atik Anggaran Bersiap COVID-19 Jadi Endemi

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Febrio Kacaribu.
Sumber :
  • Tangkapan layar Zoom Meeting

VIVA – Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan bahwa laju peningkatan penyebaran Virus Corona atau COVID-19 selalu beriringan dengan pelonggaran aktivitas masyarakat.

Prabowo Temui SBY di Cikeas Bahas Investasi

Oleh sebab itu, Pemerintah pun dikatakannya terus mempersiapkan berbagai kebijakan supaya ketika virus tersebut menjadi endemi, maka tidak membebani ekonomi dan kesehatan masyarakat.

"Kemungkinan besar kalau kita hidup bersama virus, endemi, akan selalu kita lihat. Tentu kalau ini terus terjadi kita menginginkan fluktuasinya itu jangan terlalu naik," kata dia dalam diskusi virtual, Jumat, 17 September 2021.

7 Rahasia Jadi Orang Kaya ala Robert Kiyosaki, Nomor 4 Jangan Sampai Terlewat!

Suahasil menekankan, jika kebijakan yang ditempuh ke depannya selalu mengandalkan pembatasan kegiatan masyarakat. Maka dipastikannya ekonomi akan selalu langsung tertekan.

"Kalau mobilitas turun, konsumsi kita turun, investasi turun, uncertainty membuat investasi tumbuhnya tidak maksimal, ekspor impor pun turun," papar dia.

Curhat Menteri Ara Kejar Target 3 Juta Rumah dengan Anggaran Minim

Baca juga: Diskon PPnBM Mobil Diperpanjang Sampai Akhir 2021

Menurutnya, pengendalian utama COVID-19 terletak pada keandalam sistem kesehatan Indonesia. Karenanya, penguatan sistem itu terus menjadi perhatian Pemerintah supaya ekonomi tidak terus merosot.

"Penularannya itu kita tekan seminimal mungkin dan sestabil mungkin sehingga kegiatan ekonominya bisa kita lakukan, namun meng-handle penularan virus bisa dilakukan dengan sistem kesehatan yang andal," tegas Suahasil.

Untuk 2022, Pemerintah dikatakannya juga telah menyiapkan secara khusus anggaran untuk pengendalian COVID-19 beserta pemulihan ekonomi nasionalnya, sebagaimana pada 2020 dan 2021. 

Namun, dia mengaku belum bisa menyebutkan secara detail saat ini rincian dari anggaran masing-masing komponen program tersebut. Sebab, seluruhnya tergantung perkembangan COVID-19.

"Nanti 2022 kita butuhnya seperti apa? Karena ini adalah mix yang harus betul-betul kita pikirkan secara mendalam. Kesehatan kemungkinan besar harus tetap kita alokasikan namun untuk apa nanti detailnya," ucap dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya