AP II dan AirNav Indonesia Modernisasi Sistem Penerbangan

AP II dan Airnav modernisasi sistem penerbangan nasional.
Sumber :
  • AP II

VIVA – PT Angkasa Pura II (Persero) dan Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia) berkolaborasi dalam memodernisasi sistem di sektor penerbangan nasional. Kedua perusahaan akan mensinergikan Airport Collaborative Decision Making (ACDM) dan Air Traffic Flow Management (ATFM) ke dalam satu platform mobile yang diberi nama Pocket ACDM.

Penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Berangsur Normal, Ada 399 Pergerakan Pesawat Hari Ini

Presiden Direktur AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, sinergi ACDM dan ATFM ini sebagai upaya mengakselerasi modernisasi pengelolaan bandara dan penerbangan.

“Proses sinergi ACDM dan ATFM untuk dapat diakses di Pocket ACDM tengah dijalankan oleh AP II dan AirNav Indonesia," ujar Muhammad Awaluddin dikutip dalam keterangan resmi, Kamis 16 September 2021.

41 Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Kembali Dibatalkan Hari Ini Dampak Erupsi Gunung Lewatobi

Baca juga: Pesangon Tak Kunjung Cair, Pilot Merpati Mengadu ke Komnas HAM

Awal, akrabnya disapa menyatakan, pihaknya Pada 15 September 2021 telah menyerahkan Dokumen Manual ACDM ke AirNav Indonesia untuk dikaji dan dibahas supaya proses sinergi dapat berjalan lancar. "Penerapan sinergi untuk tahap pertama dilakukan di Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia," imbuhnya.

Dampak Erupsi Gunung Lewatobi Laki-Laki, Hari Ini 90 Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Dibatalkan

AP II diketahui saat ini mengoperasikan Airport Operation Control Center (AOCC) yang dilengkapi dengan teknologi terkini. Operasional AOCC ini diperkuat dengan penerapan Airport Collaborative Decision Making (ACDM) sebagai sistem yang mewadahi kerja sama berbasis informasi dari seluruh stakeholder yakni operator bandara, maskapai, ground handling, air traffic services dan mitra pendukung lainnya.

Melalui ACDM, stakeholder dapat mudah berkoordinasi sesuai kondisi real time untuk menentukan penggunaan check-in counter, boarding lounge, gate keberangkatan, garbarata, gate kedatangan, baggage conveyor belt, perlengkapan di apron, dan lain sebagainya.

Sementara itu, AirNav Indonesia selaku pengeola tunggal layanan navigasi penerbangan di Tanah Air mengoperasikan Indonesia Modern Air Navigation System (IMANS) yang didukung dengan Air Traffic Flow Management (ATFM) guna mendukung efisiensi penerbangan khususnya di bandara serta memastikan terpenuhinya estimated time departure (ETD) dan estimated time arrival (ETA).

Adapu Dokumen Manual ACDM diserahkan langsung kepada Direktur Utama AirNav Indonesia Pramintohadi Sukarno, terdiri dari Dokumen Implementation Manual, Dokumen Implementation Guidelines dan Dokumen Implementation Procedures.

Awaluddin menambahkan, sinergi ACDM dan ATFM menciptakan pengaturan terintegrasi di terminal penumpang dan di sisi udara berdasarkan data-data yang diinformasikan oleh setiap stakeholder.

"Tujuannya, untuk mencapai efisiensi operasional, ketepatan waktu penerbangan [on-time performance/OTP], dan yang tidak kalah penting adalah stakeholder bisa melakukan prediktabilitas guna memperkirakan dan mengantisipasi operasional yang akan datang sehingga memastikan segala sesuatunya berjalan lancar,” tuturnya.

Sejalan dengan ini daya saing sektor penerbangan nasional dapat lebih meningkat. “Competitiveness sektor penerbangan nasional di tingkat global semakin baik dengan semakin memenuhi standar global, dan ini menjadi modal dalam mendukung perekonomian Indonesia,” ujar Awaluddin. 

Lebih lanjut, Awaluddin mengatakan, langkah AP II dan AirNav Indonesia menciptakan efisiensi dan meningkatkan daya saing ini diharapkan mendukung pemulihan sektor penerbangan yang terdampak pandemi. 

Direktur Utama AirNav Indonesia Mohamad Pramintohadi Sukarno mengatakan, saat ini adalah momentum yang tepat untuk mensinergikan sistem ACDM dan ATFM. “Progres AP II sangat signifikan. Ini saatnya melakukan sinkronisasi sistem, antara sistem di AP II dan AirNav Indonesia,” ujar Pramintohadi. 

Di dalam proses integrasi ACDM dan ATFM, AirNav Indonesia menggarisbawahi perlunya persamaan persepsi, harmonisasi terminologi, penyelerasan konsep operasi, standarisasi data yang dipertukarkan, dan sistem interfacing.

Pramintohadi menuturkan AirNav Indonesia siap untuk menerapkan integrasi ini tidak hanya di Bandara Soekarno-Hatta, namun juga di bandara-bandara lain yang dikelola AP II. Kementerian Perhubungan juga memberikan dukungan atas penerapan ACDM di bandara AP II.

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto dalam suratnya kepada AP II menyatakan bahwa manual dan guideline ACDM yang telah disusun AP II dapat digunakan sebagai panduan oleh stakeholder

“Direktorat Jenderal Perhubungan Udara memberikan dukungan terhadap implementasi Airport Collaborative Decision Making [ACDM] untuk dapat diterapkan di bandar udara PT Angkasa Pura II (Persero),” jelas Dirjen Perhubungan Udara dalam suratnya. 

Sinergi ACDM dan ATFM di bandara-bandara AP II disebut memiliki semangat digitalisasi guna mempermudah proses keberangkatan dan kedatangan, sekaligus meningkatkan keamanan, keselamatan dan efisiensi.

Penerbangan Dibatalkan Akibat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

29.323 Penumpang di Bandara Soetta Batal Terbang dampak Erupsi Gunung Lewotobi

PT Angkasa Pura Indonesia melaporkan sebanyak 29.323 penumpang di Bandara Soetta tertunda dan batal terbang akibat dampak erupsi Gunung Lewatobi Laki-laki.

img_title
VIVA.co.id
16 November 2024