Erick Thohir Puji Transformasi di PTPN Bikin Pendapatan Naik, Tapi...

Menteri BUMN Erick Thohir.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir memuji upaya transformasi di PT Perkebunan Nusantara (PTPN) yang sudah cukup sukses. Meskipun transformasi ini masih dalam tahap awal.

Erick Thohir Minta FIFA dan AFC Tak Kabulkan Keinginan Bahrain untuk Pindah Venue di Luar Indonesia

Hal itu diutarakannya saat memberikan sambutan, pada acara peluncuran Produk Bersama Warung Pangan yang digelar secara hybrid.

"Pak Ghani (M. Abdul Ghani, Dirut PTPN III) terima kasih sudah sukses mentransformasi PTPN. Tapi masih tahap awal. Jadi jangan Ge-er (gede rasa) dulu," kata Erick, Kamis, 16 September 2021.

Sinergi atau Persaingan? Pembentukan Danantara dan Posisi Kementerian BUMN di Masa Depan

Baca juga: Asal Usul Kekayaan Rp1,6 Triliun Kepala Sekolah di Tangerang

Erick menilai, keberhasilan PTPN dalam upaya transformasi di internal itu menurutnya memang sangat luar biasa. Salah satu metodenya adalah efisiensi. Meskipun awalnya sempat ditentang oleh sejumlah pihak.

Erick Thohir Tunjuk Maya Watono Jadi Direktur Utama InJourney

"Tapi hari ini mereka bisa membuktikan revenue-nya itu Rp23 triliun sekarang, naik 19 persen," ujarnya.

Selain itu, lanjut Erick, bottom line PTPN yang sebelumnya juga diprediksi rugi hingga Rp1,4 triliun, justru sekarang berhasil meraup untung mencapai Rp1,2 triliun.

"Jadi ini nyata, transformasi yang ada di (sektor) pangan menjadi keharusan," kata Erick.

Erick berharap dengan adanya Holding BUMN Pangan saat ini, nantinya akan bisa memperbaiki kondisi sektor pangan di Tanah Air agar bisa menjadi lebih baik dalam memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat Indonesia.

"Karena kita harus bisa menyeimbangkan berapa produksi dalam negeri, dan berapa yang impor. Karena itu saya sejak awal bersama Pak Menteri Perdagangan mendorong, ini ada equilibrium ekosistem baru," ujar Erick.

"Saya yakin pak menteri perdagangan background-nya juga bukan yang senang impor. Tetapi data harus disamakan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya