Ekspor Industri Pengolahan hingga Tambang Naik, Pertanian Turun

Minyak kelapa sawit (CPO) campuran Biodiesel.
Sumber :
  • R Jihad Akbar/VIVAnews.

VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan kinerja ekspor Indonesia tumbuh pesat pada Agustus 2021. Ditopang membaiknya kinerja ekspor seluruh sektor kecuali sektor pertanian, kehutanan dan perikanan.

Bea Cukai Kementerian Keuangan Resmikan Pemberlakuan 10 Alat Pemindai Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, data ekspor terbaru US$21,42 miliar pada Agustus 2021. Tumbuh 20,95 persen dibanding bulan sebelumnya dan tumbuh 64,10 persen dibanding Agustus 2020.

Berdasarkan sektornya, Margo mengungkapkan, ekspor tersebut secara tahunan ditopang oleh kinerja ekspor sektor minyak dan gas bumi atau migas, industri pengolahan serta pertambangan dan lainnya.

Bea Cukai Banten Terbitkan Izin Kawasan Berikat Baru

Untuk migas, ekspornya tercatat sebesar US$1,07 miliar dengan pertumbuhan dibanding bulan sebelumnya sebesar 7,48 persen. Sedangkan dibanding Agustus 2020 tumbuhnya 77,93 persen.

Adapun untuk industri pengolahan sebesar US$16,37 miliar. Angka ini tumbuh 20,67 persen dibandingkan Juli 2021 sedangkan dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya tumbuh 52,62 persen.

Ekspor Batu Bara dan Besi-Baja RI Moncer di November 2024, CPO dan Turunannya Anjlok

"Komoditasnya yang tumbuh cukup tinggi, minyak kelapa sawit itu tumbuh 168,68 persen, kemudian besi atau baja tumbuh 110,35 persen, kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian tumbuh 121,76 persen," kata dia saat konferensi pers, Rabu, 15 September 2021.

Untuk komoditas pertambangan dan lainnya, Margo menjelaskan, kinerja ekspornya senilai US$3,64 miliar. Tumbuh 27,23 persen dibanding Juli 2021 sedangkan dibanding Agustus 2020 tumbuh 162,89 persen.

Ponton besar bermuatan ribuan ton batu bara. (Ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA/MTohamaksun.

"Untuk pertambangan dan lainnya, komoditasnya yang tumbuh cukup tinggi adalah batu bara yang tumbuh 22,01 persen, kemudian biji tembaga yang tumbuhnya sebesar 42,48 persen dan lignit (batu bara coklat) tumbuh 38,54 persen," tutur Margo.

Sementara itu, untuk sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, disebutkannya ekspor senilai US$340 juta. Tumbuh sebesar 17,89 persen dibanding Juli 2021 namun dibanding Agustus 2020 turun 0,42 persen.

"Sektor pertanian secara year on year masih mengalami perlambatan 0,42 persen, yang turun cukup besar adalah komoditas cengkeh melambat 73,23 persen, udang hasil tangkap melambat atau tumbuh negatif 87,80 persen, sarang burung juga melambat 18,43 persen," tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya