Sri Mulyani: Anak Muda RI Harus Tahu Hak dan Kewajiban Warga Negara
- instagram @smindrawati
VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan generasi muda harus mengetahui hak dan kewajibannya sebagai warga negara Indonesia. Makanya, Kementerian Keuangan mengadakan Olimpiade APBN 2021 supaya anak-anak muda bisa memahami sebuah instrumen penting, yaitu keuangan negara.
"APBN adalah sebuah platform yang menggambarkan hubungan kewajiban dan hak yang begitu sangat nyata. Kewajiban dan hak apa artinya? Sebagai warga, kita semua terlahir menjadi bagian warga Indonesia. Itu title yang bisa disebutkan. Saya harap anak-anak muda ini mengelola akan melihat bagaimana mengenal apa yang disebut hak dan kewajiban sebagai orang Indonesia," kata Sri Mulyani melalui konferensi virtual dikutip Senin, 13 September 2021.
Menurut dia, negara ini namanya Republik Indonesia yang didirikan bukan asal didirikan. Para pendiri bangsa, kata dia, membuat sebuah cita-cita Negara Kesatuan Republik Indonesia karena ini akan dijadikan sebuah bangsa atau manusia-manusia, dan negara sebagai wadahnya untuk mewujudkan cita-cita, yaitu menjadi sebuah bangsa negara yang adil, makmur, bermartabat, bahkan ikut mengurusi kepentingan pergaulan dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Baca juga:Â Harga Emas Hari Ini 13 September 2021: Global Loyo, Antam Stagnan
"Jadi, cita-cita itu bukan berasal dari pidato saya. Itu cita-cita dari para pendiri bangsa kita. Inilah Negara Indonesia di mana Bangsa Indonesia akan hidup dan menjadi sebuah negara yang maju, berdaulat, adil, makmur dan bermartabat. Kita menjadi bagian dari dunia, karena kita hidup bersama negara-negara lain," ujarnya.
Ia mengatakan APBN adalah instrumen utama dan paling mendasar yang menggambarkan antara warga dengan negaranya. Menurutnya, hubungan itu munculnya terpotret atau tertangkap pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Makanya, ia senang sekali banyak anak-anak muda ikut Olimpiade APBN 2021.
"Kenapa kok penting sekali sehingga semuanya generasi muda yang sangat cerdas, punya rasa peduli, punya cita-cita tinggi, keinginan untuk maju bahwa saya mengerti APBN. Ini benar-benar hati saya tersentuh, saya bersemangat. Karena APBN itu banyak sekali menunya," jelas dia.
Oleh karena itu, Sri Mulyani mengatakan anak-anak muda harus melihat berbagai macam belanja dari keuangan negara mulai kesehatan, pendidikan, bangun jalan raya, bangun jembatan, memperbaiki irigasi, bantuin nelayan sampai program bikin jalan tol maupun kereta cepat.
"Itu bisa akan melihat, oh begitu banyak atau bahkan sering dilupakan anak-anak atau tidak dianggap suatu isu yang sangat penting, yaitu bantuin masyarakat miskin. Bagaimana cara bantunya, keluarga-keluarga miskin deteksinya bagaimana, cara ngasih bantuannya seperti apa, bantuan apa yang penting bisa menjadi masyarakat itu bangkit," katanya.
Belum lagi, kata dia, mengenai subsidi bagi rakyat bagaimana supaya bisa mendapatkan bahan bakar untuk masak tiap hari, masalah lingkungan mengelola sampah dan lainnya. Tentu, hal itu merupakan basic tapi banyak sekali hubungannya dengan keuangan negara. Untuk itu, semakin anak muda paham APBN, maka akan semakin tahu uang negara dipakai untuk banyak sekali.
"Listrik yang dipakai, itu ada subsidi negaranya. Internet yang dipakai, itu dibayar semester ini sama negara. LPG 3 kilogram, itu ada subsidi negaranya. Ada PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat), vaksinasi itu uang negara. Jadi, kalau anak-anak muda semakin tahu betapa negara kok bisa bayarin banyak sekali sampai ngurusin listrik, internet dan lainnya. Terus, negara bisa hadir banyak sekali dapat dari mana uangnya?" katanya lagi.
Tentu, kata dia, uangnya didapat dari pajak, bea cukai, penerimaan negara atau kekayaan negara Indonesia. Pasti, banyak anak muda yang kerap menyebut Indonesia merupakan negara yang kaya sumber alamnya. Nah, itu memang betul bahwa Indonesia memiliki kekayaan sumber emas, minyak, gas, batu bara dan lainnya.
"Semuanya itu menghasilkan penerimaan ke kita dikumpulkan, dipakainya oleh siapa? Ya oleh kita juga. Jadi akhirnya masyarakat tahu mengenai hak dan kewajiban. Oh kalau ingin negara kita bagus, berarti harus ada yang membayarnya. Cara membayarkannya bagaimana, cara mengelola uangnya bagaimana supaya kemajuannya adil, semua kesejahteraan merata dan paling penting supaya tidak dikorupsi, serta akuntabel. Kalau dapat uangnya sekian, ya dilaporin sekian, dipakai untuk apa saja dan yang nerima siapa," ujarnya.