Petani Tembakau Tolak Keras Kenaikan Cukai Rokok, Ini Jawab Wamenkeu

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVAnews.

VIVA – Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara merespons suara petani tembakau yang menolak kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada 2022. Petani menolak karena serapan tembakau kini semakin terpuruk di masa pandemi.

Ajak Petani Bali Jaga Kualitas, Wamentan Sudaryono: Kopi Lokal Harus Kuasai Pasar Global

Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) salah satunya yang mendesak pemerintah tidak menaikkan tarif cukai tembakau pada 2022. Ini karena kondisi perekonomian sedang sulit saat ini karena masih tertekan akibat dampak COVID-19.

Merespons penolakan tersebut, Suahasil mengaku telah langsung mendatangi para petani, terutama yang berlokasi di Jawa Timur. Dia mengaku melihat langsung berapa petani tembakau saat ini memang sangat rendah produktivitasnya.

Temui Budiman Sudjatmiko, Apdesi Minta Desa Bisa Pasok Bahan Makan Bergizi Gratis

"Karena saya datangi kelompok petaninya bahwa akibat COVID-19 ini memang ada penurunan produktivitas, permintaan yang memiliki dampak kepada kesejahteraan petani," tuturnya dalam diskusi virtual, Kamis, 9 September 2021.

Baca juga: Wow, Penjualan Emas Antam Tumbuh 99 Persen di Semester I-2021

Serikat Pekerja Surati Pemerintah Minta Selamatkan Sektor IHT dari Ancaman PHK

Dia mengakui, industri hasil tembakau (IHT) secara keseluruhan memang sangat positif menopang perekonomian Jawa Timur selama ini. Karenanya, dia menyatakan akan memikirkan dengan baik bagaimana kebijakan CHT ke depannya.

"Karena itu dari sisi ini mungkin permintaannya cukai jangan naik terlalu tinggi ini tentu merupakan aspirasi yang kita dengarkan. Di sisi lain kebijakan mengenai cukai juga menyentuh konsumsi IHT," papar dia.

Ketua Dewan Pimpinan Nasional APTI Agus Parmuji sebelumnya menegaskan para petani tembakau yang saat ini tersebar di sekitar 15 provinsi dan hanya bisa memanen tembakaunya pada musim kemarau berpotensi mendapatkan krisis ekonomi di tingkat lokal.

Ini disebabkan terus turunnya serapan tembakau dari industri akibat tekanan ekonomi Pandemi COVID-19. Selain itu, juga terdapat isu rencana kenaikan tarif CHT pada 2022 yang semakin turunnya permintaan terhadap salah satu komoditas andalan petani.

Berbagai anggota APTI yang terdiri dari para pemuda desa dari berbagai provinsi sentra tembakau pun dikatakannya telah berkumpul di Jawa Timur untuk menggelar aksi kepedulian terhadap tembakau dan menolak keras rencana kenaikan cukai.

"Ini adalah amunisi baru untuk memberi pemahaman kepada pemerintah. Ketika kenaikan tarif cukai dipaksakan, kami akan membuat camping ground di Jakarta sebagai tanda bahwa kami menolak kebijakan itu,” tegas Agus.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya