Selain China, RI Sudah Tak Transaksi Dolar dengan Negara Ini
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Bank Indonesia (BI) membantah bahwa diimplementasikannya transaksi bilateral dengan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS) hanya dilakukan dengan China.
Kepala Departemen Internasional BI Doddy Zulverdi menekankan, Indonesia sebelumnya telah melaksanakan transaksi perdagangan dan investasi tanpa dolar AS dengan tiga negara.
"Kerja sama LCS dengan Tiongkok ini bukan pertama, jadi tidak ada sama sekali kekhususan dengan Tiongkok," kata Doddy dalam diskusi virtual, Rabu, 8 September 2021.
Baca juga: 14 Tahun Nganggur, Jusuf Hamka Cerita Bangkit hingga Punya Tol
Dia mengungkapkan, sebelum mengimplementasikan dengan China pada 6 September 2021, layanan LCS pertama kali dilaksanakan oleh BI dengan Thailand pada 2018 awal dan diperkuat pada 2020.
Setelah itu, dia melanjutkan, transaksi perdagangan dan investasi tanpa dolar juga telah dilakukan dengan Malaysia pada Agustus 2021 dan pada September 2021 dengan Jepang.
"Kalau dengan Jepang ya kita gunakannya rupiah dengan yen, Malaysia rupiah dengan ringgit, Thailand ya rupiah dengan bath, Tiongkok ya rupiah dengan yuan ini kan cocok jadinya," tegas Doddy.
Oleh sebab itu, Doddy menekankan, LCS seperti yang ramai diperbincangkan masyarakat akibat Indonesia akan ketergantungan dengan yuan tidaklah benar. Akan tetapi ini menyeimbangkan pasar valas dari dominasi dolar.
Sebab, dia menegaskan, 90 persen perdagangan dan investasi Indonesia dengan hampir semua negara itu menggunakan dolar. Tidak terkecuali dengan Jepang, Thailand, Malaysia dan China sebelum adanya LCS.
"Sehingga permintaan dolar kita luar biasa itu membuat pasar valas kita sensitif dan nilai tukar rupiah kita fluktuatif. Ini yang coba kita ingin selesaikan dan kurangi," tuturnya.
Pada intinya, Doddy menyatakan, LCS konteksnya membantu Indonesia menjaga stabilitas rupiah melalui penguatan pasar valas dalam negeri yang selama ini memang masih sangat didominasi mata uang dolar.
"Nah kita ingin mengurangi sensitivitas dengan membuat pasar valas domestik ini lebih seimbang, ditandai dengan penggunaan mata uang lain yang memang relevan dengan perdagangan dan investasi kita," ujarnya.