Intip Strategi Lippo Karawaci Kembangkan Kawasan Properti Terpadu

Lippo Karawaci
Sumber :

VIVA – PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menyatakan telah menerapkan prinsip berkelanjutan (sustainable) dalam pengembangan kawasan properti terpadu. Hal ini disebut untuk menyikapi perkembangan urbanisasi dan perkotaan saat ini.

Kementerian Lingkungan Tutup Pembuangan Sampah Ilegal di Bekasi yang Viral di Medsos

Sejumlah tantangan di perkotaan seperti polusi, pengelolaan limbah, kemacetan, hingga banjir dinilai perlu dijawab dengan prinsip berkelanjutan yang menjadi salah satu strategi LPKR.

"Sebagai contoh, di kawasan kota mandiri Lippo Village, Tangerang, dalam hal pengelolaan air misalnya, kami melakukan pengelolaan air tersebut. Sistem saluran air di Lippo Village terletak di bawah tanah," ujar John Riyadi, CEO LPKR dalam keterangan resminya, Selasa 7 September 2021.

Dorong Inovasi Bisnis Perumahan, BTN Gelar Kompetisi Housingpreneur

Baca juga: Menko UKM: Omzet Penerima BPUM Rata-rata Naik 41 Persen

Di samping itu, ia menyatakan, pihaknya menggunakan sistem pipa tertutup yang ramah lingkungan untuk pengolahan limbah cair domestik rumah tangga. 

Penjualan Properti Merosot, 4 Faktor Ini Jadi Biang Keroknya

"Proses pengolahan limbah cair juga menggunakan sistem aerobile treatment, yakni menggunakan bakteri dan oksigen untuk menguraikan bahan polutan yang terdapat pada air limbah, sehingga tidak menghasilkan gas sebagai produk sampingan dan air hasil olahan lebih stabil dan dapat didaur ulang. Salah satunya digunakan untuk menyiram tanaman di Lippo Village," jelas John.

John juga menambahkan, danau yang terletak di dalam lapangan golf IKG di kota mandiri Lippo Village, bukan sekedar hiasan. "Tetapi juga sebagai berfungsi juga sebagai water reservoir, tempat menampung air saat intensitas air hujan tinggi," ucapnya.

John melanjutkan, di kawasan properti terpadu Kemang Village, Jakarta Selatan, pihaknya juga membangun retention water pond yang menggabungkan tiga hal, yakni drainase dan pengendalian banjir, pengelolaan air limbah, serta pengelolaan air bersih.

"Pembangunan retention water pond yang berupa bak penampungan air dengan kapasitas 100.000 meter kubik, tidak mengganggu elevasi muka air tanah," lanjutnya.

Lebih lanjut John juga menegaskan dengan sistem pengelolaan air yang baik, tentunya lingkungan akan lebih terjaga keberlanjutannya. 

"Kami mencari sebuah solusi, di satu sisi sustainable baik untuk lingkungan dan masyarakat, tetapi juga di sisi lain menjadi bisnis yang menciptakan profit dan berkelanjutan. Harapan kami adalah membangun perkotaan yang sustainable," kata dia.

Dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Nasional dan Hari Dongeng Nasional, Badan Standarisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BSILHK) menggelar acara edukatif bagi 350 siswa sekolah dasar di Kota Bogor, Jawa Barat.

BSILHK Ajak Ratusan Siswa Belajar tentang Industri Susu, Lingkungan, dan Konservasi Air

Dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Nasional dan Hari Dongeng Nasional, BSILHK menggelar acara edukatif bagi 350 siswa sekolah dasar di Kota Bogor.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024