Pecah Rekor, Harga Batu Bara Acuan September Tembus US$150,03/Ton

Batu Bara dari site BUMI, PT Kaltim Prima Coal, Sangatta, Kalimantan Timur.
Sumber :
  • Dok. BUMI

VIVA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, permintaan batu bara terus meningkat di China. Hal itu terjadi akibat naiknya kebutuhan untuk pembangkit listrik yang melampaui kapasitas pasokan batu bara domestik. Kondisi ini berhasil mendongkrak harga batu bara acuan (HBA) pada September 2021.

Baru 1 Tahunan, Baterai Mobil Listrik Neta Ngedrop dan Cuma Bisa Tempuh 40 Km

HBA bulan ini memecahkan rekor hingga menembus angka US$150,03 per Ton. Angka ini naik US$19,04 per ton dibanding HBA bulan Agustus 2021 yang mencapai angka 130,99 per ton.

Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi mengatakan, ini adalah angka yang cukup fenomenal.

Zhao Lusi Unggah Foto Perdana Pasca Heboh Isu Depresi Berat, Dapat Dukungan dari Penggemar

"Ini adalah angka yang cukup fenomenal dalam dekade terakhir. Permintaan China yang tinggi melebihi kemampuan produksi domestiknya serta meningkatnya permintaan batubara dari Korea Selatan dan kawasan Eropa seiring dengan tingginya harga gas alam melambungkan HBA ke angka US$150,03 per ton," ujar Agung dikutip dalam siaran pers, Senin 6 September 2021.

Baca juga: PPKM Diperpanjang hingga 13 September, Dine-in Jadi 60 Menit

Zhao Lusi Ungkap Alami Depresi Setelah Jadi Korban Bully Agensi, Begini Kondisinya Sekarang

Menurutnya, faktor-faktor tersebut telah mendorong harga batu bara global ikut terimbas naik dan mencatatkan rekor dari bulan ke bulan.

Sempat melandai pada Februari-April 2021, HBA mencatatkan kenaikan beruntun pada periode Mei-Juli 2021 hingga menyentuh angka USD115,35 per ton di Juli 2021. Kenaikan tersebut terus konsisten hingga bulan September 2021 dengan mencatatkan rekor tertinggi baru.

Sebagai informasi, HBA adalah harga yang diperoleh dari rata-rata Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8 persen, Total Sulphur 0,8 persen, dan Ash 15 persen.

Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu, supply dan demand. Pada faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

Nantinya, HBA bulan September ini akan dipergunakan pada penentuan harga batubara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut atau FOB Vessel.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya