Erick Thohir: Ekosistem Digital Instrumen Penting Dorong Bisnis BUMN
- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menjelaskan, sejak awal 2020 lalu pihaknya sudah memperkirakan para perusahaan pelat merah (BUMN) setidaknya memerlukan waktu sekitar dua tahun, untuk pulih dari dampak pandemi COVID-19.
Hal ini berdasarkan survei dari 500 perusahaan dunia, yang secara mayoritas telah memprediksi bahwa perekonomian dunia baru akan kembali pulih pada kuartal I-2022 mendatang.
Namun, Erick berharap perekonomian dunia justru dapat pulih lebih cepat dari perkiraan tersebut, seiring maraknya para CEO perusahaan global yang tengah berupaya untuk menggenjot pengembangan ekosistem digital yang akan terus digencarkan ke depannya.
Baca juga: Tersebarnya Data Pribadi Jokowi Bukan Kebocoran, Begini Penjelasan KPU
"Artinya, ekosistem digital menjadi instrumen fundamental bagi perusahaan untuk mendorong bisnis korporasi di tengah krisis kesehatan dan ekonomi dunia saat ini," kata Erick dalam telekonferensi di pembukaan Pasar Digital (PaDi) UMKM Indonesia Virtual Expo (Batch 2), Senin 6 September 2021.
Karenanya, Erick pun mengaku optimis bahwa pemulihan kinerja para BUMN di dalam negeri juga akan berlangsung, seiring dengan program transformasi digital yang tengah dimassifkan oleh para pemegang saham.
Bahkan, saat ini Erick juga masih gencar meminta para pihak manajemen BUMN, untuk terus menggandeng para pelaku UMKM agar bisa bersama-sama kolaborasi dalam satu ekosistem yang berkelanjutan.
"Kita harus bisa bersama-sama membangun ekosistem yang sehat, agar kita bisa berkembang dan membesarkan ekosistem ini," ujar Erick.
Di sisi lain, Erick juga berharap agar para perusahaan pelat merah tidak hanya bisa mempertahankan bisnisnya di tengah pandemi COVID-19, melainkan juga harus berinisiatif meningkatkan inovasi, pemasukan, dan kapasitas perusahaan.
Sebab, peningkatan pendapatan para BUMN dipastikan telah memberikan dampak besar bagi bisnis UMKM dan ekonomi masyarakat, sehingga diharapkan pemulihan makro ekonomi Indonesia bisa terealisasi secara bertahap pada pertengahan 2022 mendatang.
"Tentu kolaborasi ini menjadi sangat amat penting, karena saat pandemi ini kita jangan hanya bertahan melainkan kita harus bangun ekosistem untuk membangun ketahanan bersama," ujarnya.