OJK Ungkap Bukti Realisasi Kredit Korporasi Belum Menggembirakan

Gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Sumber :
  • Website OJK

VIVA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, pertumbuhan kredit perusahaan-perusahaan besar masih juga belum meningkat hingga Juli 2021. Pertumbuhannya pun cenderung turun dibanding realisasi Juni 2021.

Retno Marsudi Diangkat Jadi Direktur Perusahaan Singapura Gurin Energy

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, dari 200 debitur korporasi besar yang dipantau, realisasi kredit baru mereka hanya mencapai Rp1.439 triliun secara tahun berjalan.

Berdasarkan pemaparannya, besaran kredit baru khusus untuk Juli 2021 saja hanya mencapai Rp189,04 triliun. Jauh lebih rendah dibanding dengan realisasi pada Juni 2021 yang mencapai Rp259,83 triliun.

Pendapatan Energi Mega Persada Naik 8 Persen di Kuartal III-2024

"Kredit barunya sebesar Rp1.439 triliun year to date, namun juga terdapat pelunasan kredit sebesar Rp1.332 triliun year to date. Sehingga net-nya belum begitu menggembirakan," kata dia di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin, 30 Agustus 2021.

Baca juga: Bertemu Bank Dunia, Bahlil Ungkap EODB Indonesia Bakal Naik Peringkat

OJK Pastikan UMKM yang Utangnya Dihapus karena Masuk Kriteria PP 47/2024 Keluar dari Daftar Hitam SLIK

Selain itu, Wimboh menyatakan, belum membaiknya kinerja kredit baru ini juga dipicu oleh kecenderungan perusahaan-perusahaan besar yang tidak membutuhkan modal kerja besar seperti sebelum masa COVID-19.

"Memang tidak butuh modal kerja seperti yang sebelum COVID dan ini kami harap dengan tumbuhnya kredit UMKM dan ritel akan dapat stimulate pertumbuhan korporat besar dan ini satu proses yang normal sehingga debitur-debitur besar ini akan tumbuh," tegasnya.

Sebelum dan setelah adanya Pandemi COVID-19, Wimboh juga menyatakan, realisasi kredit dari 200 debitur besar ini juga terbilang masih minus. Sebelum pandemi kreditnya sudah minus Rp75,51 triliun.

"Masih minus Rp75,51 triliun dan untuk top ten debitur besar kreditnya masih minus Rp65,66 triliun. Inilah yang sebabkan sehingga secara net pertumbuhan kredit kita year to date hanya 1,5 persen dan year on year 0,5 persen,"ucap dia.

Oleh sebab itu, Wimboh menyatakan, akan terus mengupayakan percepatan pertumbuhan kredit baru bagi perusahaan-perusahaan besar ini dengan berbagai kebijakan-kebijakan yang mendukungnya.

Menteri Investasi Rosan Roeslani (tengah), Ketum Kadin Anindya Bakrie (Kiri)

Menteri Rosan Pastikan Gerak Cepat Realisasikan Komitmen Investasi US$8,5 Miliar dari 10 Perusahaan Inggris

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menyatakan akan segera memfasilitasi minat-minat yang telah disampaikan.

img_title
VIVA.co.id
23 November 2024