Holding PTPN Untung, Stafsus Erick: Contoh Transformasi BUMN Berhasil

Gedung Kementerian BUMN. Foto ilustrasi.
Sumber :
  • vivanews/Andry Daud

VIVA – Capaian Holding Perkebunan Nusantara (PTPN) meraup untung pada tahun ini hingga pada Juni 2021, mendapatkan apresiasi dari Kementerian BUMN. Hal tersebut ditegaskan menjadi salah satu bukti transpformasi BUMN yang dilakukan berjlan dengan baik. 

Eks Dewan Pakar TKN Prabowo Ditunjuk Jadi Komisaris Utama Antam, Simak Sosoknya

Transformasi bisnis itu memang harus dilakukan guna menyelamatkan BUMN. Lalu mengembalikan fungsi dan tugasnya berkontribusi sebagai agen pemerintah guna menggenjot pembangunan nasional.

“Ini menjadi contoh keberhasilan Kementerian BUMN dalam melakukan restrukturisasi, transformasi, dan meningkatkan kinerja Holding Perkebunan Nusantara,” kata Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, di Jakarta, dikutip Minggu, 29 Agustus 2021.

PTPN Group Sumbang 50 Persen Kenaikan Produksi Gula Nasional 2024

Arya menambahkan, kondisi Holding Perkebunan Nusantara sebelum ini dalam kondisi sulit. Beban utang menumpuk akibat kinerja kerja yang buruk membuat utang Holding Perkebunan Nusantara mencapai Rp41 triliun.

Baca juga: KA Bandara Diresmikan, Menhub: Hanya 40 Menit Yogyakarta-YIA

Timnas Indonesia Disanksi FIFA Rp357 Juta, Arya Sinulingga: Kita Patuh Saja, Tapi...

“Tahun lalu, Holding PTPN masih mencatatkan kerugian sebesar Rp1,1 triliun. Namun, kinerja holding kini sudah moncer. Bahkan, bisa menghasilkan keuntungan sebesar Rp 1,4 triliun,” ujar Arya.

Arya juga mengapresiasi langkah Holding PTPN menerapkan teknologi digital, bahkan sudah berhasil menembus tingkat maturitas level 4. Kondisi ini mampu mengubah citra PTPN dari perusahaan BUMN yang sulit berkembang menjadi perusahaan yang moncer dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. 

“Bayangkan, selama ini kan citra PTPN adalah perusahaan tradisional. Kini, PTPN masuk ke level teknologi digital dengan maturitas level 4. Hanya ada tiga BUMN lho, yang masuk level itu. Salah satunya PTPN ini,” ucap Arya. 

Sebagai informasi, restrukturisasi dan transformasi telah dilakukan Holding PTPN sejak 2019 yang membuatnya berhasil mencatatkan kenaikan laba, menyelesaikan restruktutisasi utang senilai Rp 41 triliun, dan meluncurkan merek ritel premium Nusakita. 

Kenaikan laba bersih hingga Juni 2021 tercatat sebesar 227,81 persen atau senilai Rp 1,45 trilliun. Jumlah tersebut, naik dua kali lipat lebih dibanding tahun lalu, yang merugi sebesar Rp1,1 trilliun, dengan pendapatan pendapatan mencapai Rp21,26 triliun atau tumbuh sebesar 36,37 persen (yoy) dari pencapaian tahun lalu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya