Andaliman Bakal Jadi Unggulan Ekspor RI, Pasarnya Besar di Jerman

Buah Andaliman potensial ekspor RI ke Jerman.
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan, akan menjadikan andaliman sebagai produk unggulan ekspor Indonesia. Sejumlah strategi pun disiapkan untuk mendorong ekspor produk ini.

Menag Nasaruddin Umar: Korupsi Itu Haram, Menyengsarakan Masyarakat

Plt. Direktur Pengembangan Produk Kemendag Ekspor Marolop Nainggolan mengatakan andaliman memiliki keunikan dan kekhasan sendiri yang dapat dikembangkan agar berdaya saing dan memicu peningkatan ekspor. 

“Untuk itu, strategi pemasaran yang tepat diperlukan untuk menempatkan posisi andaliman sebagai produk potensial di pasar ekspor dan memiliki nilai ekspor yang menjanjikan,“ katanya dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 27 Agustus 2021.

Punya Masa Depan Cerah, LPEI Genjot Ekspor Bubuk Kelor supaya Makin Moncer 

Baca juga: Yahya Waloni Resmi Jadi Tersangka Kasus Penistaan Agama

Atase Perdagangan KBRI Berlin Nurlisa Arfani memaparkan potensi pasar Jerman menjanjikan bagi produk andaliman Indonesia. Sebab, mereka memberi perhatian khusus pada 100 persen produk natural.

Bea Cukai Jambi Fasilitasi Ekspor 27 Ton Lidi Tujuan Tiongkok

"Produk natural yang menggunakan organik bio sehingga produk dengan komponen tersebut lebih mudah masuk dan diterima di pasar Jerman," papar dia. 

Selain itu, Nurlisa melanjutkan, kebutuhan Jerman terhadap andaliman cukup tinggi yaitu 3-4 ton per tahun (niche market) dari sekitar 30.000 ton kebutuhan terhadap lada.

Namun demikian, dia mengingatkan, produk andalamin ini hanya bisa masuk ke pasar Jerman bila mutunya terkendali dan berkualitas tinggi, mulai dari panen, pengeringan, pembersihan, sortir, pergudangan dan pengiriman.

"Selain itu, produk andaliman bisa lebih berdaya saing jika produsen atau eksportir dapat menekan biaya logistik dan biaya pengolahan pascapanen sehingga harganya lebih kompetitif," papar dia.

Harga andaliman RI di pasar ritel Jerman dinilainya juga masih tergolong cukup mahal karena faktor teknologi pengolahan yang belum berkembang dengan baik, khususnya jika dibandingkan negara yang sudah lebih unggul seperti Brasil dan Vietnam. 

“Untuk itu, diharapkan andaliman dapat dibudidayakan secara masif sehingga tidak perlu lagi mengambil dari hasil hutan dengan biaya logistik yang tinggi,” tutur Nurlisa.

Menurut Nurlisa, akses andaliman ke pasar Jerman bisa ditempuh melalui distributor seperti Spice United GmbH, IndoConsult GmbH, dan Biova GmbH.

Kemudian, kemitraan antara distributor atau peritel di Jerman dengan kelompok tani di Indonesia, melalui pameran dagang internasional seperti BIOFACH, ANUGA FOOD dan Hi Natural Ingredients.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya