Hilirisasi Produk Pertanian, Pemda Diminta Berani Bikin Perusda

Wamentan Harvick Hasnul Qalbi Panen Porang di Tenggalek.
Sumber :
  • Dokumentasi Kementan.

VIVA – Pemerintah pusat terus mendorong hilirisasi produk komoditas pertanian nasional. Guna meningkatkan daya saing dan nilai jual di pasar lokal maupun global.

Garap Lahan Pertanian 20 Ha Pakai Padi Biosalin, PGN Gandeng BRIN hingga Pemkot Semarang

Untuk mewujudkan hal tersebut, Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qalbi mengimbau, Pemerintah Daerah, khususnya di tingkat kabupaten, berani membentuk perusahaan daerah (perusda) di bidang pertanian. Agar hasil panen pertanian dapat diolah hingga produk hilir.

Hal tersebut ditegaskan Harvick saat melakukan Panen Raya Porang Nasional 2021 di desa Jombok, Pule, Trenggalek, Jawa Timur. Acara itu bertema 'Menuju Kebangkitan Ekonomi Nasional dan Swasembada Pangan Indonesia'. 

Kelompok Petani Jeruk di Curup Bengkulu Jangkau Pasar Lebih Luas Berkat Pemberdayaan BRI

Menurut Harvick, Pemkab bisa bekerjasama dengan pihak swasta setempat dalam format kemitraan usaha dalam pembentukan perusda. Sehingga, tata kelolanya bisa dilakukan dengan baik.

"Selain dapat mengolah produk pertanian hingga hilir, juga perusda ini akan mampu menyerap tenaga kerja lokal di masa sulit ini," ujar Harvick dikutip dari keterangannya, Rabu 25 Agustus 2021.

Riset INDEF: Indonesia Punya Momentum Strategis untuk Jadi Pemain Global dalam Hilirisasi Tembaga

Dalam kesempatan itu, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyambut antusias gagasan tersebut. Implementasinya segera merealisasikannya, agar produk Porang yang menjadi 'Emas Hijau' di kabupatennya dapat diproses hingga hilir.

Baca juga: PLN Makin Gecar Jualan Listrik EBT, Segini Tarifnya

"Supaya petani bisa mendapat nilai tambah dari panen Porang di wilayah kami, yang saat ini bisa mencapai 250 ribu ton dari 4.000 hektare lahan yang sudah dipanen," jelasnya.

Dia pun berharap dengan inisiatif ini para petani Porang di Trenggalek tidak hanya diposisikan sebagai suplier oleh pengusaha swasta. Tetapi bisa naik kelas dan menikmati hasil dari komoditas yang belakangan mulai digandrungi.

"Kami berharap petani tidak hanya dijadikan sebagai suplier, yang hasil panennya bisa ditawar serendah-rendahnya oleh investor atau pembeli," tandas Bupati Trenggalek.

Lebih lanjut dia menjelaskan, petani Porang di Trenggalek sejak booming tanaman umbi-umbian ini di Jawa Timur, sudah banyak yang berani mengajukan pinjaman ke pihak Bank, untuk membeli bibit. Lantaran risiko bisnis dari pertanian Porang ini rendah.

Dia pun berharap, pihak Perhutani di Kabupaten Trenggalek, mau meminjamkan lahan milik Perhutani seluas 100 ribu hektare untuk dimanfaatkan petani di daerahnya. Agar kapasitas produksi Porang di Trenggalek semakin berkembang dan semakin berorientasi pada ekspor, seperti yang diharapkan Kepala Negara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya