Defisit APBN Juli 2021 Naik Jadi Rp336,9 Triliun
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro
VIVA – Kementerian Keuangan mengumumkan realisasi kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir Juli 2021 masih defisit. Defisitnya pun terus melebar akibat belanja negara lebih besar ketimbang pendapatannya.
Hingga 31 Juli 2021, defisit APBN mencapai Rp336,9 triliun dari target Rp1.006,4 triliun atau sebesar 2,04 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Besaran defisit ini naik dari kondisi Juli 2020 sebesar Rp330,2 triliun atau 31,8 persen PDB.
"Dengan penerimaan yang mulai membaik, belanja negara coba kita tetap jaga," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers, Rabu, 25 Agustus 2021.
Baca juga: Anindya Bakrie Buka-bukaan Strategi VIVA Genjot Bisnis Digital
Sri menjelaskan, realisasi defisit tersebut dipengaruhi oleh pendapatan negara yang terealisasi Rp1.031,5 triliun atau tumbuh 11,8 persen dibanding Juli 2020. Jika dibandingkan target Rp1.743,6 triliun, realisasinya sudah 59,2 persen.
"Semuanya menggambarkan green signal. Ini semua dari sisi pendapatan negara menggambarkan perekonomian mengalami turn around dan degupnya tertangkap oleh pendapatan negara," ujar dia.
Sementara itu untuk belanja negara, Sri menyebutkan telah terealisasi Rp2.750 triliun. Angka ini tumbuh 9,3 persen dari periode yang sama tahun lalu, sedangkan realisasinya sudah mencapai 49,8 persen dari target tahun ini sebesar Rp2.750 triliun.
"Belanja negara sebagai counter cyclical forces kita juga melakukan kerja kerasnya. Tumbuh 9,3 persen, tahun lalu posisi Juli kita masih struggle untuk gunakan APBN," ucapnya.
Dengan catatan tersebut, keseimbangan primer mengalami defisit sebesar Rp143,6 triliun  dari target tahun ini yang minus Rp633,1 triliun. Defisit keseimbangan primer ini turun sedikit dari Juli 2020 sebesar Rp147,4 triliun.
Untuk realisasi pembiayaan anggaran secara keseluruhan telah mencapai sebesar Rp447,8 triliun. Realisasi ini naik dari periode yang sama pada tahun lalu Rp233,6 triliun dan sudah sebesar 44,5 persen dari target tahun ini Rp1.006,4 triliun.
"Untuk pembiayaan, target SBN Bruto kita menunjukkan penurunan yang signifikan karena kita gunakan sisa anggaran lebih tahun lalu dan juga karena adanya penurunan nominal defisit kita," tutur dia.