Mendag Lutfi Pastikan RI Tidak Kebanjiran Produk Impor
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan kinerja impor Indonesia naik sepanjang Januari-Juli 2021 dibandingkan Januari-Juli 2020. Pada periode tersebut total impor naik 30,46 persen dari US$106,15 miliar menjadi US$81,37 miliar.
Dengan adanya data tersebut, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi membantah bahwa Indonesia kebajiran barang-barang impor saat ini, terutama selama masa Pandemi COVID-19. Malah, dinilainya impor telah turun sejak 2020.
"Saya melihatnya enggak begitu yah (Kebanjiran produk impor), kalau kita lihat di angka tahun 2020 impor kita itu turun secara beramai-ramai ya secara serentak," kata dia dalam diskusi virtual, Rabu, 18 Agustus 2021.
Baca juga: Ekspor Pertanian RI Melorot Juli 2021, Produk Pertambangan Meroket
Lutfi mengakui, secara umum memang impor pada 2021 mengalami kenaikan hingga di atas 30 persenan. Namun menurut penggunaan barangnya, sebagian besar diperuntukkan untuk jenis barang-barang kebutuhan industri, bukan konsumsi.
"91 persen dari produk impor kita adalah bahan baku, bahan penolong dan bahan kapital, barang untuk modal pabrik jadi itu bukan berarti (banjir produk impor)," tutur Lutfi.
Jika merujuk dari data BPS yang baru dipublikasikan hari ini, secara tahun berjalan memang impor bahan baku atau penolong naik tinggi, mencapai 33,91 persen dari Januari-Juli 2020 US$60,12 miliar menjadi US$80,50 miliar.
Sementara itu, untuk barang modal tumbuh 17,53 persen dari US$12,96 miliar menjadi US$15,23 miliar. Sedangkan, barang konsumsi tumbuh hingga 25,70 persen dari US$8,29 miliar menjadi US$10,42 miliar pada periode Januari-Juli 2021.
"Barang konsumsi kalau kita lihat antara semester I-2021 berbanding semester 2020 justru turun dari 10,6 persen menjadi 9,4 persen," tegas dia.
Lagi pula, Lutfi melanjutkan, berdasarkan struktur impornya, bahan baku atau penolong dan barang modal masih mendominasi. Pada Januari-Juli 2021 porsi bahan baku atau penolong terhadap total impor 75,84 persen.
Adapun untuk barang modal porsinya sebesar 14,35 persen dan barang konsumsi hanya 9,81 persen dari total keseluruhan impor Indonesia menurut penggunaan barangnya. Jadi, Lutfi enggan menyatakan bahwa Indonesia kebanjiran impor selama masa Pandemi COVID-19.
"Jadi kalau dibilang banjir impor itu enggak bener sama sekali, yang ada justru malah turun impornya untuk barang konsumsi," papar Lutfi.