Ekspor Pertanian RI Melorot Juli 2021, Produk Pertambangan Meroket

Ekspor-Impor
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Kinerja ekspor Indonesia turun pada Juli 2021 dibandingkan bulan sebelumnya, meski dibandingkan periode yang sama pada 2020 masih meningkat pesat. Kondisi penurunan ini disebabkan turunnya ekspor di seluruh sektor. 

PAM Mineral Bagi-bagi Keuntungan Rp9 per Saham, Cek Jadwalnya!

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menjelaskan, ekspor pada Juli 2021 sebesar US$17,70 miliar. Besaran nilai ekspor ini turun 4,53 persen jika dibandingkan Juni 2021, sedangkan dibanding Juli 2020 naik 29,32 persen.

Berdasarkan sektornya, dia menyebutkan, secara bulanan penurunan ekspor terbesar berasal dari non-migas yang minus 19,55 persen dengan nilai US$990 juta. Diikuti sektor pertanian yang minus 12,08 persen dengan nilai hanya US$290 juta.

Kawal Implementasi Kebijakan Hapus Utang UMKM, Menteri Maman: Mereka Punya Nyawa Lagi

Adapun sektor industri pengolahan, ekspornya minus 3,63 persen dengan nilai sebesar US$13,57 miliar. Kemudian, sektor pertambangan dan lainnya mengalami penurunan ekspor hanya minus 1,65 persen dengan nilai sebesar US$2,86 miliar.

Meski secara bulanan seluruh sektor turun, tapi secara tahunan dikatakan Margo sebagian besar sektor tumbuh signifikan. Hanya sektor pertanian yang lagi-lagi turun dengan penurunan mencapai minus 17,99 persen.

48 Tahun Taiwan Technical Mission di Indonesia, TETO Dorong Peningkatan Kerja Sama Sektor Pertanian

Baca juga: Kemenkeu Sebut RI Harus Bersiap Hidup Bersama Endemi COVID-19

"Disebabkan ada tiga komoditas yang turun di sektor pertanian, pertama tanaman obat aromatik dan rempah-rempah, kedua adalah sarang burung dan ketiga cengkih," kata dia saat konferensi pers, Rabu, 18 Agustus 2021.

Untuk sektor migas, pertumbuhannya mencapai 50,08 persen dibanding Juli 2020. Kemudian industri pengolahan mampu tumbuh 20,15 persen. Dan yang paling pesat adalah pertumbuhan sektor pertambangan dan lainnya, yang mencapai 105,69 persen.

"Sektor pertambangan diantarnaya yang tumbuh cukup besar pada kelompok ini adalah batu bara, biji tembaga dan lignit. ini adalah tiga komodiyas yang naiknya cukup besar," paparnya.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2021 surplus US$2,59 miliar. Posisi ini jauh lebih baik dari catatan Juni 2021 yang surplus US$1,32 miliar. 

Meski begitu, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, surplus neraca ekspor impor ini masih jauh lebih rendah. Sebab, pada Juli 2020 neraca perdagangan surplus US$3,23 miliar. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya