Kemenkeu Klaim Pemulihan Ekonomi RI Sudah Serap Pengangguran

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Febrio Kacaribu.
Sumber :
  • Tangkapan layar

VIVA – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu, mengatakan bahwa sejak awal tahun 2021 lalu tingkat pengangguran terbuka di Indonesia telah berkurang.

Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan 6 Persen, Ini Pertimbangannya

Dia menjelaskan, berdasarkan data di bulan Februari 2021, penurunan tingkat pengangguran terbuka di Indonesia itu justru terjadi di saat pertumbuhan ekonomi nasional masih minus 0,7 persen secara year-on-year (YoY).

"Di Kuartal I-2021 pertumbuhan ekonomi kita secara yoy masih minus 0,7 persen. Akan tetapi tingkat pengangguran terbuka itu sudah turun 0,81 percentage poin," kata Febrio dalam telekonferensi, Rabu 18 Agustus 2021.

BNN Sebut Bandar Jadikan Kemiskinan sebagai Alat Rayu ke Masyarakat agar Mau Edarkan Narkoba

Febrio menegaskan bahwa hal tersebut merupakan tanda-tanda bahwa perekonomian Indonesia tidak hanya pulih dari aspek 'low base' saja. Tapi bahkan sudah berhasil menyerap tenaga kerja.

"Jadi pemulihan ekonomi itu paling tidak sampai Februari 2021 sudah menciptakan 2,6 juta lapangan pekerjaan baru," ujarnya.

Bamsoet Dorong Kadin Jadi Kekuatan Ekonomi yang Sejajar dengan Politik, Begini Caranya

Febrio menambahkan, karena adanya tambahan orang yang mencari kerja, penurunan tingkat pengangguran pun disebut-sebut telah mencapai 1,02 juta orang.

"Jadi ada 2,6 juta lapangan pekerjaan baru ditambah dengan tambahan orang yang mencari kerja, maka penganggurannya turun 1,02 juta orang," kata Febrio.

Dia mengatakan, capaian ini merupakan sesuatu yang menggembirakan dan diharap bisa berlanjut terus ke depannya. Begitu pun soal tingkat kemiskinan, Febrio menjelaskan bahwa per Maret 2021 hal tersebut juga sudah menunjukkan adanya perbaikan.

Meskipun, Febrio juga mengakui bahwa perbaikannya memang masih terbatas. Karenanya, lanjut Febrio, hal-hal inilah yang menjadi tantangan bagi pemerintah untuk mendesain kebijakan perlindungan sosial yang lebih baik lagi ke depannya.

"Saat ini kita sudah targeting yang semakin tajam, dan hasilnya adalah tingkat kemiskinan bisa mulai turun bahkan di-early 2021 ketika tingkat pertumbuhan ekonominya masih minus 0,7 persen secara year-on-year," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya