Penampakan Pelabuhan Modern di Kawasan Danau Toba Buatan Kemenhub

Pelabuhan modern di Kawasan Danau Toba.
Sumber :
  • VIVA/Putra Nasution

VIVA – Pandemi COVID-19 tidak menjadi penghalang bagi Pemerintah Indonesia untuk tetap membangun dan mengembangkan infrastruktur di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba. Karena, sektor pariwisata mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik kedepannya.

Masa Depan di Tangan Kita: Menjelajahi Peluang dalam Pekerjaan Hijau

Atas hal itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengejot pembangunan infrastruktur dengan melakukan revitalisasi 9 pelabuhan di kawasan Danau Toba. Pastinya, pelabuhan ini, akan memberikan pelayanan kepada wisatawan dengan fasilitas berstandar internasional.

Sembilan pelabuhan, yakni Pelabuhan Ajibata, Pelabuhan Ambarita, Pelabuhan Tigaras, Pelabuhan Simanindo, Pelabuhan Balige, Pelabuhan Onan Runggu, Pelabuhan Muara, dan Pelabuhan Sipanggan.

PDIP Targetkan Edy Rahmayadi Raih Kemenangan 70 Persen di Kawasan Danau Toba

Baca Juga: Tol Trans Jawa Hampir 1.000 Km, Ternyata Ini Titik 0 Kilometernya

Direktur Keuangan, Umum dan Komunikasi Publik Badan Pelaksanaan Otoritas Danau Toba (BPODT), Bambang Cahyo Murdoko menjelaskan seluruh pelabuhan yang tengah dilakukan revitalisasi itu, dengan menerapkan keselamatan pelayaran secara ketat dan sesuai dengan prosedur.

 Ridwan Kamil Gagas Riverway Dinilai Realistis dan Bisa Diterapkan di Jakarta

“Sesuai arahan Menko Marves dan Menparekraf maka direvitalisasi pelabuhan-pelabuhan ini oleh Kementerian Perhubungan. BPODT selalu mendorong untuk percepatan pengembangan pelabuhan ini. Pengembangan ini adalah upaya pemerintah untuk mempercepat pembangunan aksesibilitas di kawasan Danau Toba,” sebut Bambang kepada wartawan, Sabtu 7 Agustus 2021.

Dari 9 pelabuhan revitalisasi, diantaranya tiga pelabuhan sudah rampung, yakni Pelabuhan Ajibata, Pelabuhan Simanindo dan Pelabuhan Tigaras. Sedangkan, 6 pelabuhan lainnnya, dalam proses dan diprediksi akan rampung pada 2021 dan dua di antaranya pada 2022.

Bambang menjelaskan selain bangunan yang modern dan fasilitas menggunakan sistem teknologi canggih, termasuk transaksi untuk pemesan tiket dilakukan secara online dan non tunai.

“Berbagai fasilitas yang ada tentunya memberikan kenyamanan wisatawan. Tentunya ini akan menjadi daya tarik wisatawan. Kita tahu, misalnya, Samosir yang menjadi salah satu andalan di kawasan Danau Toba. Dengan aksesibilitas yang mumpuni, Samosir bisa diakses dari banyak pelabuhan,” tutur Bambang.

Selain fasilitas di Pelabuhan, armada penyeberangan juga terus ditingkatkan. Saat ini sudah banyak kapal feri milik pemerintah yang beroperasi di Danau Toba. Sehingga memberikan keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan dan masyarakat yang akan menyeberang dan menikmati keindahan alam danau terbesar di Asia Tenggara itu.

“Untuk transportasi air, kita sudah punya banyak armada kapal penumpang. Di antaranya KMP Ihan Batak dan KMP Kaldera Toba. Ini merupakan usaha pemerintah untuk memberikan kenyamanan dalam transportasi air. Kapal-kapal ini mampu memuat kendaraan bermotor. Kapasitasnya sangat memadai,” ucap Bambang.

Dengan fasilitas ini, Bambang mengungkapkan usai pandemi COVID-19, Danau Toba pastinya menjadi incaran wisatawan mancanegara untuk liburan. Hal ini, akan terus mendorong perekonomian masyarakat sekitar.

“Dimasa-masa pandemik ini kita mempersiapkan segala sesuatunya. Mulai dari destinasi, aksesibilitasnya, hingga kualitas Sumber Daya Manusianya. Jadi pelayanan dari segi akses, hospitality-nya, sarana dan prasarananya bisa memenuhi standar Internasional,” tutur Bambang.

Kereta Whoosh (Doc: KCIC)

Satu Tahun Beroperasi, Whoosh Sudah Angkut 5,8 Juta Penumpang

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat kereta cepat Whoosh telah mengangkut sebanyak 5,8 juta penumpang sejak dioperasikan satu tahun lalu pada 17 Oktober 2023.

img_title
VIVA.co.id
18 Oktober 2024