Beri Efek Domino, Kadin: Manufaktur dan Ritel Harus Dibuka Penuh
- sritex.co.id
VIVA – Kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali ke zona positif dan mencatat hasil menggembirakan pada kuartal II-2021. Di mana pada tiga bulan tersebut ekonomi Indonesia mampu tumbuh hingga 7,07 persen secara tahunan.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan pertumbuhan ekonomi nasional cukup menggembirakan di kuartal II 2021 jika dibandingkan dengan periode tahun lalu yang mengalami pertumbuhan negatif empat kuartal berturut-turut.
"Pengumuman BPS mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 mencatatkan positif 7,07 persen secara tahunan (year on year). Dengan begitu, Indonesia berhasil keluar dari resesi setelah kuartal sebelumnya kontraksi -0,74 persen," ujar Lutfi dalam "DIALOG EKONOMI: Kinerja Pertumbuhan Ekonomi & Kinerja Komponen Pembentuk PDB kuartal II 2021 Bersama KADIN Indonesia, dikutip Jumat 6 Agustus 2021.
Baca Juga: Meski Keluar Resesi, Sri Mulyani Khawatirkan Ini dari Ekonomi RI
Lufti menuturkan selain sejalan dengan tren pemulihan ekonomi global, di beberapa negara yang jadi mitra dagang Indonesia pada kuartal II-2021 juga menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Menurut Lutfi, ada beberapa faktor pendukung dari pertumbuhan ekonomi ini, yakni kinerja ekspor tumbuh 31,78 persen dan impor tumbuh 57,80 persen lalu konsumsi rumah tangga, tulang punggung perekonomian Indonesia juga tumbuh 5,93 persen.
Sementara, Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan pandemi bukan hanya menimbulkan krisis kesehatan, tapi juga krisis ekonomi. Namun, hal ini harus kita terima sebagai realitas yang tidak bisa kita sangkal.
Dengan demikian, Arsjad menilai kondisi ini justru bagi pelaku usaha bisa menjadi jalan untuk adaptif dan lebih inovatif untuk bagaimana bisa tetap bangkit dalam situasi pandemi.
"Ini jadi norma baru yang harus kita terima dan jalani. Saya mendengar paparan dari Mendag sangat senang kuartal kedua ini berjalan dengan baik. Jadi, target kita sama, tetap mengedepankan kesehatan masyarakat, tapi perekonomian berjalan dengan baik. Itu bagaimana caranya, gencarkan vaksinasi meskipun PPKM dilanjutkan," ujar Arsjad.
Lebih lanjut, terkait dengan meningkatnya ekspor dan konsumsi rumah tangga yang dipaparkan Mendag, Arsjad berharap sektor manufaktur dan ritel dibuka seratus persen.
Sebab, kata Arsjad kedua sektor ini sangat berpengaruh dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dan punya efek domino yang sangat luas karena menghidupkan sektor-sektor penunjang lainnya.
"Indonesia harus ambil posisi dan peluang dari kebutuhan dunia. Kita tahu, ekspor yang sangat mengerek ekonomi. Terlebih, Indeks kepercayaan konsumen pada Mei-Juni 2021 tumbuh 107 persen, yang artinya kepercayaan konsumen tumbuh sangat baik dan sangat menguat," jelasnya.
Hal senada juga dikatakan Ekonom Universitas Indonesia, Chatib Basri yang mengatakan kunci dari pertumbuhan ekonomi di masa pandemi adalah vaksinasi untuk menumbuhkan Herd Immunity di masyarakat.
"Kuartal kedua ini baik karena mobilitas ada, ekonomi bergerak. Dilemanya, kalau terus dibuka mobilitas, kasus aktif naik lagi. Untuk mengatasi ini, vaksinasi gencarkan, seperti di UE, China dan AS. Ini mendorong kesehatan pulih, ekonomi berjalan," ujar Chatib.
Chatib juga membenarkan pandangan Arsjad soal tingginya kinerja ekspor yang mencapai 31 persen. Menurutnya, kontribusi manufaktur, ritel, komoditas dari perusahaan SDA sangat besar sekali sehingga kinerja di kuartal ini mencapai 7,07 persen.
"Mereka (ekspor) memberikan sumbangan yang besar bagi penerimaan negara karena pajak yang dibayarkan dan juga ada pekerja-pekerja yang mempunyai gaji, serta belanja-belanja bahan baku dan modal kerja," jelasnya.