BRI Cetak Laba Bersih Rp12,54 Triliun di Semester I 2021
- VIVA/Fikri Halim
VIVA – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk mencetak laba bersih Rp12,54 triliun sepanjang Semester I-2021. Capaian itu meningkat 22,93 persen secara tahunan atau year on year (yoy).Â
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, di tengah kondisi pandemi yang penuh tantangan ini, sudah mulai terlihat tanda-tanda kebangkitan ekonomi nasional. Menurutnya, hal itu terlihat pada kuartal II-2021 bahwa ekonomi mampu tumbuh 7,07 persen.Â
"Tentu itu dirasakan oleh BRI dengan semakin giatnya ekonomi, terutama di grass root. Ini menumbuhkan optimisme dan BRI mencatatkan kinerja yang positif," ujar Sunarso dalam konferensi pers virtual, Jumat 6 Agustus 2021.Â
Baca juga: Raksasa Bisnis Orang Terkaya ke-4 di RI Asal India, Sri Prakash Lohia
Selama pandemi, dia mengungkapkan, permintaan pinjaman atau loan demand tampak menjadi cukup lemah. Sedangkan likuiditas besar. Meski begitu, BRI mampu memaksimalkan penyaluran kredit mikro yang tumbuh 17 persen hingga akhir kuartal II atau Juni 2021.Â
"Kredit BRI secara konsolidasi sampai Juni 2021 adalah Rp929,4 triliun. Tumbuh positif dibandingkan akhir Kuartal II-2020 Rp922,97 triliun," ungkapnya.
Ia menjabarkan, penyaluran kredit mikro BRI yang jadi penyumbang terbesar itu nilainya sebesar Rp366,56 triliun, porsinya 39,44 persen dari total kredit BRI Rp929,4 triliun.Â
"Ini on the track agar targetnya menjadi 45 persen di tahun 2025," ungkapnya.
Jika dirincikan lagi dari total kredit, ada kredit konsumer yang tersalur sebesar Rp145,96 triliun, kredit kecil dan menengah Rp236,82 triliun dan kredit korporasi Rp180,07 triliun.
"Secara umum, portofolio kredit UMKM 80,62 persen atau Rp749,33 triliun dan non UMKM Rp180,07 triliun. Kita ingin kredit UMKM 85 persen di tahun 2025," kata dia.
Sementara itu, BRI juga mampu menjaga rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) dengan baik. Tercatat NPL BRI pada akhir Kuartal II-2021 sebesar 3,30 persen dengan NPL coverage mencapai 254,84 persen.Â
"Keberhasilan BRI menjaga NPL ini tak lepas dari kian landainya tren restrukturisasi kredit terdampak COVID, di mana hingga akhir Juni 2021 tercatat outstanding kredit restrukturisasi akibat COVIDÂ sebesar Rp175,16 triliun atau telah turun sebesar Rp 56,3 triliun dari total akumulasi kredit restrukturisasi," katanya.