Kejar Target Kredit Macet di Bawah 4 Persen, BTN Jual Aset Bermasalah
- Dokumentasi BTN.
VIVA – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengumumkan penjualan aset-aset dari risiko kredit bermasalah pada tahun ini. Tujuannya, untuk menekan rasio kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL).
Wakil Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengatakan penjualan aset-aset dari kredit atau pembiayaan bermasalah ini dilakukan dengan tujuan mengejar target NPL di bawah 4 persen, yakni kisaran 3,8-3,9 persen.
Dia mengungkapkan, target ini berasal dari kemampuan BTN menekan laju NPL dari akhir tahun lalu 4,37 persen hingga semester I-2021 di angka 4,1 persen. Sehingga, jika dikurangi 6 bulan kemampuannya turun 20-25 basis points (bps).
"Katakan kecepatannya sama, 4,1 persen dikurang 0,25 persen hitung-hitungan kasar 3,8-3,9 persen. jadi target akhir tahunnya segitu," kata dia saat konferensi pers, Rabu, 28 Juli 2021.
Baca juga: Dahlan Iskan Penasaran Coba Telusuri Sosok Akidi Tio, Ini Hasilnya
Untuk mengejar target ini, Nixon menjelaskan, ada beberapa inisiatif yang dilakukan BTN, diantaranya meninjau ulang hasil restrukturisasi kredit yang telah diizinkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak tahun lalu.
"Memang ada juga yang kita hitung mungkin akan jatuh karena sampai hari ini masih belum memiliki pekerjaan, tapi ada juga kita perpanjangan sampai dengan masa batas restrukturisasi COVID ini berakhir," paparnya.
Kemudian, dia melanjutkan juga terdapat inisiatif yang disebutnya dengan asset sales atau penjualan aset-aset dari kredit-kredit atau pembiayaan yang bermasalah kepada para investor yang tertarik. Meski, dia belum bisa menyebutkan namanya.
"Jadi kita lagi menjual aset-aset NPL kepada investor, mungkin kami belum bisa sebut namanya terutama ini ada investor yang sudah due diligent yaitu pada proyek-proyek perumahan dan sudah ada surat minatnya," tegas Nixon.
Saat ini, dia mengatakan BTN tengah membahas mekanisme pembayaran, syarat maupun harga dengan investor tersebut, tapi lagi-lagi, dia mengaku belum bisa menyebutkan angka-angkanya.
"Harapan kita sih bisa terjadi tahun ini ya, memang diskusinya masih sekitar berapa diskonnya dan lain sebagainya. Kurang lebih itu bagaimana upaya kami menjaga agar NPl rasio bisa tetap membaik," ujarnya. (dum)