Warga Setuju Integrasi Tarif Transportasi Jabodetabek Rp10.000
- ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
VIVA – Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) mengumumkan hasil survei keinginan masyarakat supaya adanya integrasi tarif antar moda transportasi di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
Ketua DTKJ Haris Muhammadun menjelaskan, dari hasil survei yang dilakukan 1.523 responden, pengguna transportasi umum di Jabodetabek, 96,1 persen setuju integrasi tarif.
"Ternyata memang masyarakat kita ingin sama dengan masyarakat kota dunia lainnya yakni 96,1 persen setuju dengan pengintegrasian tarif dari sejumlah angkutan umum," kata dia saat konferensi pers, Rabu, 28 Juli 2021.
Baca juga: Dahlan Iskan Penasaran Coba Telusuri Sosok Akidi Tio, Ini Hasilnya
Selain mayoritas ingin adanya integrasi tarif antar modal transportasi di DKI Jakarta, Haris menjelaskan, 54,8 persen responden meminta agar tarifnya kurang dari Rp10 ribu. Sedangkan 30,7 persen Rp10 ribu-Rp15 ribu.
"Ini tentunya menjadi angka yang harus jadi patokan bahwa kira-kira masyarakat kita memang menginginkan 54,8 persen kurang dari Rp10 ribu dan 30,7 persen Rp10-15 ribu," paparnya.
Dia menegaskan usulan tarif ini seiring dengan hasil survei yang juga menunjukkan pengeluaran transportasi umum masyarakat yang di bawah senilai Rp500 ribu per bulan ada sebanyak itu 62,6 persen, sedangkan di atas Rp2 juta per bulan hanya 4,9 persen.
"Ini bisa dilihat capture angka ini memang integrasi tarif ini sangat diperlukan agar lebih efisien, artinya bagaimana integrasi tarif bisa membuat menarik," ungkap Haris.
Di sisi lain, dia menjelaskan, hasil survei juga menangkap gambaran bahwa frekuensi pengguna transportasi umum 1-2 kali dalam seminggu sebanyak 38,3 persen dan yang pengguna aktif 5-6 kali dalam seminggu, 34,3 persen.
"Mudah-mudahan setelah mendapatkan respons dan pembahasan-pembahasan DTKJ akan merekomendasikan ke Pak Gubernur agar pengintegrasian ini bisa segera di launching," tegasnya. (dum)