Update IPO Bukalapak, Jadwal Pencatatan Perdana hingga Harga Saham

Booth Bukalapak.
Sumber :
  • Twitter/@bukalapak

VIVA – PT Bukalapak.com Tbk memulai penawaran umum perdana saham atau (IPO) hari ini. Harga yang ditetapkan di kisaran kisaran Rp750 per saham hingga Rp850 per saham, untuk batas atas.

Alat Sistem Peringatan Dini Dipasang di 90 Lokasi Rawan Banjir di Jakarta, Ini Sebarannya

Dikutip dari informasi tambahan atas prospektus ringkas di Jakarta, Selasa, 27 Juli 2021, Bukalapak diketahui telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 26 Juli 2021. Sedangkan masa penawaran umum perdana saham dimulai hari ini hingga Jumat, 30 Juli mendatang.

Sementara itu, tanggal penjatahan dijadwalkan pada 3 Agustus 2021, serta tanggal distribusi saham secara elektronik dan tanggal pengembalian uang pesanan dijadwalkan masing-masing pada 5 Agustus 2021. Bukalapak sendiri akan melaksanakan pencatatan perdana saham pada 6 Agustus 2021 di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham BUKA.

Pemetaan Lokasi Rawan Banjir, Pemprov Jakarta Koordinasi dengan Daerah Penyangga

Dijelaskan pula, Bukalapak akan melepas 25,76 miliar lembar saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah saham baru. Jumlah itu merupakan 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Jumlah seluruh nilai IPO saham tersebut mencapai Rp21,9 triliun.

Baca juga: Rupiah Menguat Tipis, Tertahan Sentimen Kenaikan Utang Pemerintah

IHSG Ditutup Menguat ke Level 7.321, Saham Emiten yang Baru IPO Ini Langsung Melesat

Sedangkan, Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Kemudian, PT UBS Sekuritas Indonesia dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia telah juga ditunjuk sebagai penjamin emisi efek.

Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan per Desember 2020, Bukalapak masih mengalami kerugian Rp1,35 triliun, membaik 51,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp2,79 triliun. Kerugian tersebut seiring dengan masih tingginya beban penjualan dan pemasaran yang mencapai Rp1,51 triliun dan juga beban umum dan administrasi Rp1,49 triliun. 

Selanjutnya, pendapatan Bukalapak pada 2020 mencapai Rp1,35 triliun, naik 25,56 persen dibandingkan 2019 Rp1,07 triliun. Total aset konsolidasian yang dimiliki perseroan per akhir Desember 2020 mencapai Rp2,59 triliun, naik 26,29 persen dari tahun sebelumnya Rp2,05 triliun. 

Kenaikan pendapatan itu, karena kenaikan kas dan setara kas konsolidasian sebesar 67,93 persen atau senilai Rp600 miliar, serta kenaikan aset pajak tangguhan konsolidasian senilai Rp477,79 miliar.

Bukalapak mengklaim, hingga kini sejak 11 tahun beroperasi, telah memiliki model bisnis yang terbukti sehat. Pada 2020, Total Processing Value (TPV) perseroan mencapai Rp85 triliun. Hingga 31 Desember 2020 terdaftar 104,9 juta pengguna yang  sekitar 70 persen transaksi berasal dari kota-kota di luar wilayah tier 1.

Chief Executive Officer (CEO) PT Bukalapak.com Tbk Rachmat Kaimuddin mengatakan, dari 2018 hingga 2020 rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) pendapatan perseroan mencapai 115 persen. Pada 2020 pendapatan Bukalapak sebesar Rp1,35 triliun. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya