Perdagangan Semester I-2021 Surplus, Mendag: Ekonomi RI Semakin Kuat
- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyatakan, neraca perdagangan Indonesia pada semester I-2021 surplus sebesar US$11,86 miliar. Hal itu didorong oleh kinerja ekspor sektor nonmigas yang meningkat.
Dia menjelaskan, kondisi surplus ini disebabkan kinerja ekspor Indonesia mampu mencapai US$102,87 miliar sedangkan impor hanya sebesar US$91,01 miliar.
"Jadi kalau dilihat trade balance surplus US$11,86 miliar, di mana terjadi defisit di sektor migas US$5,70 miliar dan nomigas surplus US$17,57 miliar," katanya saat konferensi pers, Senin, 26 Juli 2021.
Baca Juga:Â Mendag Ungkap Jam Operasional Sejumlah Pasar Selama PPKM Level 4
Lutfi mengklaim, dengan data surplus tersebut, perekonomian Indonesia semakin kuat dan lebih baik dari kondisi surplus 2020 yang hanya sebesar US$5,43 miliar.
"Di mana terjadi defisit di sektor migas US$5,70 miliar dan nomigas suprlus US$17,57 miliar. Dengan keadaan seperti itu, saya rasa perekonomian kita jauh lebih kuat dan lebih baik dibanding 2020," tegasnya.
Hingga paruh pertama tahun ini, Lutfi mengungkapkan, Indonesia masih surplus dengan Amerika Serikat US$6,55 miliar, Filipina US$3,29 miliar dan India US$2,14 miliar.
Sementara itu, perdagangan Indonesia defisit dengan sejumlah negara, terbesar dengan China sebesar US$3,19 miliar, Australia US$2,61 miliar, Singapura sebesar US$2 miliar.
"Tapi saya ingatkan dibanding tahun lalu defisit kita dengan China lebih dari US$7,5 miliar meskipun angka itu sudah dipotong separuh dibanding 2019," ujar Lutfi.
Di sisi lain, Lutfi mengungkapkan, barang ekspor terbesar hingga tengah tahun ini diantaranya ekspor besi-baja karena menempati posisi kedua dengan US$1,99 miliar.Â
Untuk total penjualan Januari-Juni dikatakannya mencapai US$8,79 miliar atau setara 85 persen total ekspor 2020. Pada semester I, ini tumbuhnya juga 92,74 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya US$4,56 miliar.
"Ini menunjukkan Indonesia berevolusi dari barang mentah dan setengah jadi menjadi barang industri dan industri teknologi tinggi," tegas Lutfi.