Ekspektasi Pengetatan Pasokan, Harga Minyak Terkerek 2 Persen
- CNBC
VIVA – Harga minyak dunia naik tipis dan memperpanjang kenaikan dari sebelumnya di tengah ekspektasi pasokan minyak yang lebih ketat hingga akhir 2021. Hal itu, disebabkan ekspektasi pulihnya ekonom usai krisis virus COVID-19.
Dilansir dari CNBC, pada Jumat 23 Juli 2021, harga minyak mentah Brent naik sebesar US$1,56 atau 2,2 persen dan menetap di level US$73,79 per barel. Angka itu kembali naik setelah sebelumnya naik 4,2 persen dari sesi lalu.
Sedangkan, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik sebesar US$1,61, atau 2,3 persen, dan menetap di level US$71,91 per barel, setelah naik 4,6 persen pada Rabu.
"Beberapa titik lemah telah muncul dalam pemulihan permintaan minyak, tetapi ini tidak mungkin mengubah prospek secara fundamental," kata Morgan Stanley dalam catatannya.
Sementara, Anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen lain termasuk Rusia, atau dikenal OPEC+, minggu ini menyetujui kesepakatan untuk meningkatkan pasokan minyak sebesar 400 ribu barel per hari dari Agustus hingga Desember untuk dinginkan harga dan penuhi permintaan yang meningkat.
Tetapi, karena permintaan masih akan melebihi pasokan pada paruh kedua tahun ini, Morgan memperkirakan patokan global Brent akan diperdagangkan pada pertengahan hingga US$70-an per barel untuk sisa 2021.
"Pada akhirnya, pemulihan ekonomi kemungkinan akan tetap berada di jalurnya, data inventaris terus mendorong, neraca kami menunjukkan pengetatan di paruh kedua dan kami berharap OPEC tetap kohesif," katanya.
Sedangkan berdasarkan data Administrasi Informasi Energi AS, persediaan minyak mentah di Amerika Serikat, naik tak terduga sebesar 2,1 juta barel pekan lalu menjadi 439,7 juta barel, naik untuk pertama kalinya sejak Mei.