Hadapi Ancaman di Era Digital, BUMN Telko Harus Cepat Bertansformasi
- VIVA/Andry Daud
VIVA – Anggota Komisi VI Evita Nursanty berpendapat, Indonesia saat ini menghadapi ancaman serius dalam kedaulatan data dan informasi di era digital. Apalagi, Pandemi COVID-19 semakin mendorong ketergantungan pada teknologi.
Karena itu, Pemerintah melalui BUMN telekomunikasi harus mempercepat transformasi bisnis agar menjadi garda terdepan untuk memperkuat kedaulatan informasi tersebut. Misalnya dengan menyesuaikan diri dengan perkembangan industri serta kebutuhan masyarakat.
“Ini sangat mencemaskan karena kita belum berdaulat dari sisi informasi. Kita bahkan ‘begitu telanjang’, tidak ada lagi rahasia, ini sangat berbahaya,” kata Evita di Jakarta, dikutip dari keterangan resminya Kamis, 22 Juli 2021.
Evita mencontohkan, rapat-rapat yang diadakan kementerian, lembaga, hingga DPR, termasuk juga swasta secara virtual saat ini. Meski sifatnya tertutup, sebenarnya tidak aman, karena platform yang dipakai untuk rapat itu belum bisa dijamin keamanannya 100 persen.
“Apalagi server-nya tidak ada di Indonesia. Kita sudah ingatkan sejak awal harusnya kita bisa mengembangkan aplikasi meeting sendiri, kita harus bangun data center sendiri, dan punya regulasi yang tegas untuk memanfaatkan data center di Indonesia, dan seterusnya. Kita percuma punya UU Perlindungan Data Pribadi jika tidak punya dasar-dasar yang mendukungnya,” sambungnya.
Baca juga: Syarat Pekerja Gaji di Bawah Rp3,5 Juta Dapat BSU Rp1 Juta
Evita berharap, Telkom untuk mempercepat proses transformasi bisnisnya terutama dalam mengembangkan digital platform dan digital service, di samping connectivity atau infrastruktur. Karena sebenarnya infrastruktur ini lebih banyak dinikmati bisnis over the top (OTT) asing, dan Indonesia jadi market mereka.
“Telkom harus menjadi garda terdepan untuk kedaulatan data, kita dukung ini. Data center dan cloud computing saat ini semua berlomba-lomba ke sana. Telkom juga harus menjadi pioner untuk mengembangkan layanan-layanan digital yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat," tegasnya.
"Jangan hanya OTT asing menikmati. Anak-anak Indonesia itu sangat cerdas dan kreatif, tidak kalah dengan negara maju,” tambahnya.