Pendidikan Vokasi Bisa Genjot Ekonomi Desa, Ini Penjelasannya
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Pendidikan vokasi dinilai sangat berpotensi menggenjot kinerja Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di masa depan. Sehingga pada akhirnya fungsi BUMdes, untuk memajukan perekonomian masyarakat desa dapat terwujud.
Apalagi, pendidikan vokasi yang disesuaikan dengan kondisi riil desa, akan memberikan sumber daya manusia berkualitas yang dihadapi BUMDes saat ini.
Mantan Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo mengatakan, saat ini, tidak semua desa mempunyai orang yang mempunyai kualifikasi mengelola bidang usaha sehingga tidak semua BUMDes berhasil.
Padahal, Eko melihat beberapa contoh BUMDes yang semula kurang berhasil, ternyata bisa menghasilkan miliaran rupiah dengan penanganan dan pengelolaan yang cocok kondisi desa.
Hal itu disampaikannya dalam webinar bertajuk 'Solusi Riset Terapan Vokasi untuk Pembangunan Ekonomi Desa yang diadakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi' beberapa waktu lalu.
“Ini menunjukkan bagaimana kapasitas sumber daya manusia bisa mengubah masalah (ancaman) menjadi opportunity,” ujar Eko melalui keterangan tertulisnya, Rabu, 21 Juli 2021.
Sementara itu, Wamendes PDTT Budi Arie Setiadi melihat, potensi dan kemajuan BUMDes sangat tergantung kondisi anak muda di desa. Karena itu pendidikan vokasi memiliki potensi tinggi untuk menciptakan generasi muda yang berkualitas
“Banyak anak muda membuat potensi maju jauh lebih besar. Jadi beri kesempatan oleh pemerintah desa. Kalau bisa pengelola BUMDes diberikan kepada anak muda,” katanya.
Ke depannya menurut Budi, dengan semakin diminatinya pendidikan vokasi di daerah, masalah tidak meratanya tingkat perekonomian bisa diselesaikan. Karena, akan semakin banyak BUMdes yang berkinerja baik.
“Ketrampilan dan Pendidikan vokasi ini penting, karena pembangunan desa, masalah BUMDes adalah mengenai kelangkaan dan kesenjangan sumber daya yang mumpuni,” tutur Budi.
Dalam kesempatan yang sama, Otto Purnawarman dari Tim Riset Keilmuan Terapan Kemendikbudristek mengatakan, program riset terapan berbasis demand driven dalam pendidikan vokasi dapat berkontribusi dalam menyelesaikan masalah nyata. Baik di dunia usaha, industri, dan masyarakat sipil.
Baca juga: Sri Mulyani Sebut Realisasi Penyaluran BLT Lamban di 163 Daerah
“Solusi yang diselesaikan riset terapan harus meningkatkan produktivitas, akurasi, efisiensi, efektivitas, dan berkontribusi menyelesaikan masalah ekonomi dan sosial,” kata dia.
Selain riset terapan, juga bagaimana kurikulum disusun bersama berbasis kebutuhan industri. Untuk pembelajaran berbasis project riil yang dihadapi masyarakat baik dunia usaha dan dunia kerja.
"Kemudian bagaimana sertifikasi kompetensi, para dosen/guru/instruktur yang mumpuni, serta komitmen serapan lulusan oleh dunia kerja," tambahnya.