BPS Catat 27,54 Juta Rakyat RI Masih Hidup di Bawah Garis Kemiskinan

Angka kemiskinan meningkat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA – Badan Pusat Statistik melaporkan angka kemiskinan di Indonesia secara persentase maupun jumlah pada Maret 2021 meningkat secara tahunan namun turun dibanding September 2020. Persentase kemiskinan saat ini sebesar 10,14 persen atau jumlahnya 27,54 juta orang.

Ombudsman Usul Bansos Tak Boleh Lagi Berbentuk Beras atau Uang 

Jika dirinci, angka kemiskinan tersebut naik dibanding Maret 2020 sebesar 0,36 persen atau 1,12 juta orang. Sedangkan dibanding September 2020 turun 0,05 persen atau 0,01 juta orang.

"Untuk kemiskinan pada bulan maret 2021. Metode yang kita gunakan sama dengan tahun 1998. Karena dengan metode yang sama kita bisa membandingkan dari waktu ke waktu," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Kamis 15 Juli 2021.

BNN Sebut Bandar Jadikan Kemiskinan sebagai Alat Rayu ke Masyarakat agar Mau Edarkan Narkoba

Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar atau basic needs approach. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut garis kemiskinan (makanan & bukan makanan). 

Ketua Umum Kadin Optimis Prabowo-Gibran Hilangkan Angka Kemiskinan

"Kita menghitung dengan pendapatan per kapita per bulan," kata dia. 

BPS, lanjut dia, menetapkan garis kemiskinan yang digunakan pada Maret 2021 sebesar Rp472.525 per kapita per bulan. Angka ini naik 2,96 persen dari September 2020 sebesar Rp458.947 per kapita per bulan.

"Jadi kalau pendapatannya di bawah garis kemiskinan maka itu dikategorikan miskin," kata Margo.

Kemiskinan, lanjut dia, justru meningkat di daerah perkotaan yang naik sebesar 0,01 persen poin pada Maret 2021 dibanding September 2020.

"Di Perdesaan turun 0,10 persen poin. Di perdesaan bagus, ini mungkin menunjukkan program desa dan dana desa berdampak baik kepada penurunan kemiskinan di perdesaan," ucapnya. 

Ia melanjutkan, fenomena sosial dan ekonomi pada kuartal I-2021 sebetulnya sudah menunjukkan perbaikan. Meskipun masih terjadi divergensi atau pemulihan yang berbeda antar daerah dan antar sektor.

"Ada divergensi antar wilayah dan ada divergensi antar sektor," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya