Jubir BUMN Pastikan Vaksin Berbayar Tak Pengaruhi yang Gratis

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga (kiri).
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Eduward Ambarita

VIVA – Juru Bicara Kementerian BUMN, Arya Sinulingga memastikan bahwa vaksin berbayar bukanlah bisnis yang dilakukan oleh negara. Dia juga memastikan, vaksin yang digunakan tidak akan mengganggu dan mengurangi vaksin gratis yang sudah berjalan ini.

Cara BKI Bangun Kesinambungan Bisnis dengan Mitra Kerja hingga Pelanggan

Arya menegaskan, harga vaksin yang berbayar seperti yang ada, bukan ditetapkan oleh pihaknya. Tetapi melalui perhitungan oleh BPKP.

"Ini sebenarnya bukan bisnis. Cuma orang melihatnya bisnis. Angka itu sebenarnya, margin itu sudah dibuat sejak lama, sejak Permenkes yang pertama yang kemudian direvisi dan kemarin revisi terakhir. Jadi hitungan margin dan sebagainya itu juga datangnya dari BPKP dan LPJK jadi mereka yang menghitung seperti itu, kita hanya terima," jelas Arya, dalam program Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Selasa 13 Juli 2021.

Setoran Dividen BUMN Sudah Capai Target 100 Persen, Ini 10 Perusahaan Penyumbang Terbesar

Maka dari itu, Arya menegaskan tidak ada BUMN mengambil untung dari vaksin berbayar ini. Apalagi konsepnya adalah vaksin gotong royong, yang dibayar oleh perusahaan untuk karyawannya agar lebih cepat mendapat vaksinasi.

Terkait kekhawatiran bahwa jika ada vaksin berbayar bagaimana dengan nasib yang gratis, Arya menegaskan tidak perlu khawatir. Karena yang berbayar atau gotong royong, tidak diambil dari hibah atau dari vaksin yang untuk masyarakat secara gratis tersebut.

Sinergi atau Persaingan? Pembentukan Danantara dan Posisi Kementerian BUMN di Masa Depan

"Karena vaksin gratis ini sudah teramankan, sampai hari ini saja ada 100 lebih juta yang sudah teramankan ada di gudangnya Bio Farma. Yang sudah tersebar di masyarakat itu mencapai 69 juta, mungkin minggu ini sudah mencapai 73 juta. Yang tersebar di seluruh Indonesia," jelas Arya.

Vaksinasi yang sudah dilakukan juga sudah lebih kurang 50 juta. Dan daerah-daerah yang masih belum vaksinasi juga sudah ada 20 juta. Begitu juga jenis vaksin. Arya mengatakan, vaksin yang digunakan berbayar ini adalah Sinopharm.

"Yang lainnya seperti Pfizer, Moderna, Sinovac, AstraZeneca itu semua masuknya ke vaksin gratis. Seperti kemarin Moderna sudah masuk ke kita ada 3 juta lebih. Jangan khawatir soal kekhawatiran mengenai akan ada pengurangan, enggak. Yang gratis sudah terpikir banget," jelasnya. 

Konsep yang berbayar ini pun, lanjutnya, adalah untuk mempercepat vaksinasi di Tanah Air. Apalagi perusahaan yang ingin mempercepat agar karyawannya mendapat vaksin. Apalagi individu-individu yang ingin agar mendapat vaksinasi tanpa harus menunggu antrean.

"Jadi ini lebih kepada ini untuk percepatan karena keinginan dari pengusaha untuk mempercepat karyawannya dapat vaksinasi," katanya.

“Dan kemarin karena banyak juga individu yang ingin dia dapat vaksin, nyaman tempatnya, enggak antrilah, karena kalau kami hitung pun namanya individu tidak besar besar amat, lebih banyak ke perusahaan vaksin gotong royong ini,” imbuhnya
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya