Digitalisasi Layanan Mudahkan Tabungan Haji Muda di BSI

Logo Bank Syariah Indonesia (BSI)
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Di tengah Pandemi COVID-19, dorongan masyarakat usia muda Indonesia atau yang berusia di bawah 30 tahun untuk menabung keperluan haji ternyata masih cukup kuat. Angkanya pun terus naik. 

Tergerus Digitalisasi dan Tren Teknologi, Mahasiswa yang Pengin Jadi Akuntan Kian Merosot

Kondisi ini seringkali dianggap karena panjangnya jangka waktu antrean haji. Selain itu, kemudahan layanan tabungan haji juga terus tercipta karena perkembangan teknologi digital di perbankan syariah.

Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mencatat, pada 2019 terjadi peningkatan hingga 43 persen untuk tabungan haji usia muda, meskipun akibat pandemi COVID-19 rata-rata tabungan haji turun pada 2020.

Accurate Gandeng RAKUS Perkuat Digitalisasi UKM

BPKH juga menyatakan komitmennya untuk mendorong pendaftaran haji pada usia muda. Salah satunya dengan segera meluncurkan platform pendaftaran haji secara digital pada tahun ini. 

Platform tersebut akan menyediakan layanan pembukaan tabungan haji beserta dengan fasilitas penyetoran dana awal Rp25 juta di Bank Syariah Indonesia hanya dengan melalui ponsel.

Gelar TWB 2024 di 8 Kota, BSI Dorong Santri UMKM Naik Kelas Genjot Inovasi

"Karena sekarang jamaah haji risiko tinggi yang usianya sudah tua semakin banyak, kami harap yang muda bisa menyegerakan,” kata Anggota BPKH, Iskandar Zulkarnain, dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu, 7 Juli 2021.

Dorongan untuk haji pada usia muda ini dirasakan salah satunya oleh Arfah (26 tahun). Dia menceritakan kisahnya untuk menabung dan daftar haji pada usia muda saat ditemui VIVA di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta.

Kala itu, Arfah, yang tidak ingin disebutkan nama aslinya, tengah menantikan proses pembuatan surat validasi nomor porsi haji di Bank Syariah Indonesia (BSI) Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bendungan Hilir, Jakarta, beberapa hari lalu.

"Antreannya saya saja kalau tidak salah 25 tahun. Orang tua saya malah udah daftar tapi baru bisa berangkat nanti pas usianya 60an tahun. Berarti dengan umur saya 26 tahun baru bisa haji reguler 51 tahun kan, makanya pingin dari sekarang aja daftarnya," ungkap dia. 

Dia menyatakan ingin fokus memanfaatkan dana tabungannya untuk mendaftar haji secepatnya, syukur-syukur bisa mendaftar haji khusus melalui Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) kedepannya.

"Pinginnya sih bisa daftar ONH (Ongkos Naik Haji) Plus nantinya, biar bisa lebih cepat dan usia juga masih terbilang muda pas haji. Biar ibadah di sananya lebih lincah dan bugar, jadi bisa membawa bekal hasil ibadah lebih banyak dan lebih lama di tanah suci ke Tanah Air," ujar dia.

Mulanya, Arfah menceritakan, membuka tabungan haji di BSI KCP Klender, karena belum ada layanan pendaftaran tabungan haji melalui ponsel. Kala itu, KCP nya masih menggunakan nama Bank Syariah Mandiri.

Lalu, usai membuka tabungan, sedikit demi sedikit dia menyetorkan dana untuk tabungan haji. Setiap transaksi katanya sudah tercatat jelas serta bisa dipantau melalui aplikasi yang saat ini bernama BSI Mobile.

Dengan aplikasi tersebut,seluruh transaksi keuangan haji menurutnya bisa terus dilihat perkembangannya, sehingga bisa memberikan keyakinan bahwa dana yang ditabungnya terkelola dengan baik. Nasabah sepertinya pun bisa mengetahui jika nominalnya terus bertambah dan sudah sesuai dengan batas untuk pendaftaran haji. 

Group Head Corporate Secretary BSI Rosalina Dewi memastikan, keamanan transaksi, transparansi dan kemudahan tabungan haji memang menjadi bagian dari fokus pengembangan layanan tabungan haji bank syariah ke depannya. 
Kata dia, melalui BSI Mobile diharapkan seluruh layanan tabungan haji bisa tersedia dan aman.

Pengembangan produk serta layanan BSI menurut wanita yang akrab disapa Oca ini terus dilakukan, terutama dari digitalisasi akses melalui BSI Mobile. 

Kini, BSI ditegaskannya telah memberikan kemudahan layanan pembukaan rekening secara online untuk tabungan BSI Tabungan Haji Indonesia dan BSI Tabungan Haji Muda Indonesia. 

"Melalui BSI Mobile, nasabah juga dapat melakukan pengecekan seluruh transaksi tabungannya, termasuk tabungan haji secara aman dan mudah," kata dia kepada VIVA belum lama ini.

Namun, untuk proses pendaftaran haji sendiri, khususnya untuk memperoleh surat validasi nomor porsi haji di kantor cabang BSI memang masih harus diurus secara manual dengan datang langsung ke KCP. Sebab, proses itu harus juga memanfaatkan sistem pendaftaran haji di Kementerian Agama.

Meski begitu, dia mengaku, tidak menutup kemungkinan kedepannya seluruh layanan perbankan untuk kepentingan ibadah haji bisa dilakukan secara online atau daring. Sebab, perkembangan teknologi digital yang berkembang sedemikian pesat telah mampu menciptakan layanan perbankan nirinteraksi.

"Terkait perolehan surat validasi nomor porsi haji di kantor cabang BSI  diberlakukan sejalan dengan kebijakan regulator terkait pendaftaran haji secara online. Saat ini kami tengah mengembangkan sistem pembayaran haji secara online sehingga memudahkan para calon jamaah haji untuk melakukan setoran tabungan haji," ujarnya.

Per Mei 2021 jumlah nasabah tabungan BSI Tabungan Haji Indonesia mencapai 4 Juta nasabah. Sementara itu, secara nominal, hingga pertengahan Juni 2021, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan jumlah tabungan haji meningkat 25,2 persen dari akhir Desember 2020 menjadi Rp19,1 triliun.

"Jumlah tabungan haji yang ada di BSI terus meningkat setiap tahunnya. Sebagai institusi keuangan dan perbankan, tentunya kami mengelola secara prudent dan penuh kehati-hatian,” tutur Hery dikutip dari keterangan tertulisnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya