COVID-19 Mengganas, Intip Skenario Terburuk Versi Sri Mulyani

Menkeu Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • instagram @smindrawati

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan dampak terburuk dari terus meningkatnya penyebaran COVID-19 terhadap perekonomian Indonesia. Dipastikannya ekonomi akan tumbuh rendah meski tidak terkontraksi.

BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2025 Capai 5,6 Persen

Sri menunjukkan dua skenario yang digunakan pemerintah dalam menyikapi peningkatan kasus positif harian COVID-19 terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini. Skenario itu adalah skenario moderat serta skenario berat.

"Pertumbuhan ekonomi kita tentu akan dipengaruhi skenario tersebut," kata Sri di acara Mid Year Economic Outlook yang digelar secara virtual, Rabu, 7 Juli 2021.

Jaminan Sosial Pegang Peranan Penting Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Skenario moderat, katanya ketika penyebaran COVID-19 pada Juni terus memuncak sampai dengan pekan ke-2 Juli 2021, lalu ada relaksasi PPKM pada pekan ke-1 Agustus. Sedangkan skenario berat terjadi bila penambahan kasus positif hingga 40 ribu sehari.

"Skenario yang berat di mana kita harus melakukan penurunan mobilitas hingga 50 persen dan lamanya bisa sampai dengan Agustus," ungkap dia.

Sekjen OECD Temui Prabowo di Istana Jakarta

Khusus untuk kuartal II-2021 Sri meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan masih mampu tumbuh di level atas 7 persen, baik menggunakan skenario moderat ataupun skenario berat. Namun, skenario moderat di level 7,5 persen sedangkan skenario berat 7,1 persen.

Adapun mulai kuartal III-2021 dikatakannya ekonomi akan tertekan karena kebijakan PPKM Darurat yang merespons peningkatan penyebaran Pandemi COVID-19 yang terus meninggi. Terutama akibat masuknya varian Delta.

"Mulai kuartal III sangat tergantung kepada tadi, skenario dalamnya yaitu mobilitas yang harus diturunkan dan berapa lama," tegas Sri.

Dengan skenario moderat Sri mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2021 akan berada pada kisaran 5,4 persen. Sedangkan untuk kuartal IV-2021 akan berada pada kisaran 5,9 persen sehingga secara keseluruhan tahun berada di kisaran 4,5 persen.

Adapun dengan skenario berat, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 dikatakannya akan berada pada level 4 persen. Kemudian pada kuartal IV bergerak di level 4,6 persen sehingga secara keseluruhan tahun ini akan berada pada kisaran 3,7 persen year on year.

"Maka overall growth tahun 2021 ada di antara 3,7-4,5 persen karena pada kuartal I kita turunnya minus 0,7 persen. Nah dinamika inilah yang selalu dihadapkan kepada kami," papar Sri.

Melalui skenario moderat, Sri meyakini pemulihan aktivitas ekonomi kembali terjadi secara gradual mulai pertengahan Agustus 2021. Sedangkan skenario berat pemulihan aktivitas ekonomi kembali terjadi secara gradual mulai September 2021.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya