BI Sudah Bantu Biayai APBN 2021 hingga Juni Sebesar Rp120,8 Triliun

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo
Sumber :
  • BI

VIVA – Bank Indonesia atau BI menegaskan terus mendukung Pemerintah dalam upaya penangangan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Hal itu salah satunya dilakukan dengan memberikan pembiayaan melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan.

Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan 6 Persen, Ini Pertimbangannya

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, hingga semester I-2021, pihaknya terus melakukan pembelian SBN yang dijual Pemerintah. Hal tersebut merupakan bagian dari kebijakan moneter pada tahun ini dan dimasa Pandemi COVID-19.

"Kami biayai APBN melalui SBN. hingga semester I-2021 telah mencapai sekitar Rp120,83 triliun," ujar Perry dalam sambutannya di acara webinar bertajuk 'The Future of Banking: Achieving Financial Inclusion in Indonesia', Rabu, 7 Juli 2021.

Bank Indonesia Diproyeksi Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Dia menjabarkan, dukungan ke Pemerintah ini udah dilakukan sejak 2020. Tercatat, sebesar Rp473,42 triliun SBN telah dibeli BI pada tahun lalu.

"Seluruh instrumen kami gunakan untuk mendukung pemulihan ekonomi berkoordiansi erat dengan KSSK," tegasnya.

Peluang KPK Panggil Gubernur Bank Indonesia Terkait Kasus Dugaan Korupsi CSR

Selain pembiayaan APBN, dia mengatakan, BI secara konsisten terus melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah selama Pandemi COVID-19. Hal itu dalam upaya menjaga nilai tukar rupiah berada di kisaran level Rp14.400 per dolar AS.

Baca juga: Heboh Awan Mirip UFO di Aceh, BMKG: Berbahaya

BI pun lanjut dia telah menglakukan injeksi likuiditas atau quantitative easing sebesar Rp776,6 triliun ke pasar keuangan pada 2020. Pada 2021 hingga Juni, injeksi tersebut sudah ditambah sekitar Rp97,3 triliun.

"Secara total mencapai Rp823,9 triliun atau 5,32 persen dari terhadap PDB, sejak 2020 sampai dengan 30 Juni 2021," tambahnya.

Konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia Bulan Desember 2024

Rupiah Melemah 1,37 Persen hingga Pekan Kedua Desember, BI Ungkap Tertekan Ketidakpastian Global

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyebut nilai tukar rupiah hingga 17 Desember 2024, atau pekan kedua, mengalami pelemahan 1,37 persen.

img_title
VIVA.co.id
18 Desember 2024