Sri Mulyani Ungkap Dampak Ekonomi Jika COVID-19 Tembus 40 ribu Sehari

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kantornya.
Sumber :
  • instagram @smindrawati

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku telah memperhitungkan skenario terburuk dari melonjaknya tingkat kasus positif harian penyebaran COVID-19 di Indonesia terhadap perekonomian secara umum.

Dia mengatakan, seperti yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, kasus skenario terburuk itu ialah kasus positif harian mencapai 40 ribu sehari.

"Apabila kita masuk skenario yang berat seperti disampaikan Pak Luhut di mana bisa mencapai 40 ribu maka pasti pengetatan mobilitas," tutur dia secara virtual, Rabu, 7 Juli 2021.

Baca Juga: Posisi Cadangan Devisa RI Juni 2021 Naik, Ini Penyebabnya

Jika penyebaran tinggi tersebut terjadi, Sri mengatakan, maka mobilitas masyarakat harus ditekan minimal 30-50 persen. Dengan begitu, dipastikannya pembatasan pergerakan masyarakat akan berdampak ke ekonomi.

"Mobilitas harus turun minimal 30-50 persen artinya mobilitas harus diketatkan dan ini akan berdampak pada perekonomian kita," ucap mantan direktur pelaksana Bank Dunia tersebut.

Dampak terhadap perekonomian ini ditegaskannya tergantung dari dua aspek, yaitu seberapa ketat pembatasan mobilitas masyarakat ini dan seberapa lama pengetatan pergerakan itu akan terlaksana.

"Seberapa dalam, apakah 30-50 persen dan seberapa lama, apakah hanya 2 minggu, 1 bulan atau bahkan bisa mencapai 2 bulan. Itu adalah variabel, faktor yang dari sisi kesehatan akan memengaruhi," ujarnya.

Neraca Perdagangan RI Surplus 54 Bulan Beruntun, Capai US$2,48 Miliar di Oktober 2024

Keseluruhan kebijakan itu menurutnya akan mulai memengaruhi perekonomian Indonesia mulai pada kuartal III. Sebab, varian delta yang membuat lonjakan kasus COVID-19 ini terjadi ketika kuartal II berakhir.

"Oleh karena itu, kita harus semuanya kerja sama. Ini kerja bersama kita, pemerintah pun antara kementerian lembaga, antar pusat dan daerah dan juga dengan masyarakat seluruhnya," papar Sri.

Kata Bea Cukai soal Sritex Dapat Izin Lanjutkan Kegiatan Ekspor Impor

Adapun dampak ekonomi dari skenario tersebut, Sri mengatakan, adanya PPKM Darurat saja akan menyebabkan kinerja ekspor terdampak negatif khususnya industri yang pegawainya berkurang 50 persen.

Kemudian, tingkat konsumsi masyarakat juga diperkirakan akan kembali terkoreksi. Komponen yang berpotensi terdampak adalah non konsumsi pokok seperti transportasi, rekreasi dan pakaian.

Ekspor Perdana PT New Kalbar Processors, 83,5 Ton Karet Remah Senilai Rp2,4 Miliar Tembus Pasar Jepang

Sementara itu, untuk investasi menurutnya akan terdampak lebih moderat karena PPKM Darurat membolehkan operasional konstruksi dengan protokol kesehatan yang ketat.

Ilustrasi pengisian baterai mobil listrik.

RI Ekspor Bahan Baku Baterai EV ke Pabrik Tesla Bulan Ini, Bahlil Dorong Selanjutnya Katoda

Indonesia akan mengekspor prekursor sebagai salah satu material bahan baku baterai kendaraan listrik, ke pabrik Tesla milik Elon Musk di Amerika Serikat (AS).

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024