COVID-19 Melonjak, Vendor Tabung Oksigen Rumah Sakit di Solo Kewalahan
- Fajar Sodiq/VIVA.
VIVA – Vendor penyedia pasokan oksigen PT Samator Gas Industri Surakarta kewalahan memenuhi lonjakan permintaah gas di sejumlah rumah di wilayah Solo Raya. Kenaikan permintaan pasokan oksigen sebagai dampak dari meningkatnya jumlah pasien terkonfirmasi COVID-19 yang dirawat di sejumlah rumah sakit di wilayah tersebut.
Pantauan VIVA, sejumlah mobil ambulans dan mobil bak terbuka tampak membawa sejumlah tabung oksigen kosong untuk diisi di stasiun pengisian oksigen di depo PT Samator Gas Industri Surakarta. Tak hanya dari Solo, kendaraan pengangkut tabung oksigen itu juga berasal dari sejumlah rumah sakit dari luar Solo seperti Wonogiri.
Tak hanya dari rumah sakit, sejumlah warga juga tampak ikut berdatangan sambil membawa tabung oksigen kecil untuk diisi ulang di stasiun pengisin tersebut. Hanya saja bagi warga yang akan mengisi ulang oksigen untuk kebutuhan pribadi jumlahnya dibatasi lantaran saat ini pihak vendor lebih memprioritaskan pasokan oksigen untuk memenuhi kebutuhan di sejumlah rumah sakit di Solo Raya.
Pjs Kepala Cabang PT Samator Gas Industri Surakarta, Nanda Prasojo mengatakan, kenaikan permintaan oksigen dari rumah sakit di wilayah Solo Raya mencapai 200 persen. Lonjakan itu terjadi sejak terjadi kenaikan kasus COVID-19 yang terjadi sejak sebulan lalu.
“Per hari 700 sampai dengan 800 tabung,” kata dia, dikutip Selasa, 6 Juli 2021.
Menurut dia, kebutuhan oksigen per harinya untuk seluruh Indonesia itu sekitar 400 ton. Jumlah tersebut masih terus bertambah seiring dengan meningkatnya kasus COVID-19 yang terjadi di Indonesia.
Baca juga: PPKM Mikro Diperketat karena Darurat, Proyeksi Ekonomi 2021 Diturunkan
Sedangkan untuk di wilayah Solo Raya untuk relasi likuid oksigen itu sebanyak 24 ton per hari. Sementara itu untuk yang botol atau tabung kecil, kebutuhannya sekitar lima sampai enam ton per hari.
“Jumlah itu langsung habis dalam sehari. Dua hari sekali dikirim sekitra 27 ton dan yang 24 ton untuk pasokan oksigen ke rumah sakit khusus likuid yang ada tangkinya sendiri di rumah sakit. Dan enam ton itu untuk mengisi yang tabung-tabung. Untuk pasokan ke agen kita stop dulu,” ujarnya.
Dengan adanya lonjakan itu, ia menyebutkan pasokan oksigen di wilayah Solo Raya saat ini tidak hanya mengandalkan dari pabriknya di Kendal, Jawa Tengah. Tetapi juga mendapatkan pasokan dari pabrik oksigen milik Samator yang berlokasi di Jawa Timur dan Jakarta.
“Dua hari sekali kita dikirim sekitar 27 ton dari Jakarta. Padahal sebelumnya itu cuma enam ton itu untuk tiga hari dan biasanya pasokan hari-hari biasa dari Jawa Tengah saja sudah cukup kalau tidak ada pandemi seperti ini,” ungkapnya.
Dampak dari adanya lonjakan permintaan oksigen itu menyebabkan pihaknya kewalahan untuk memenuhi pasokan tersebut. Bahkan, saat ini jam kerja produksi di stasiun pengisian oksigen di cabang Samator Solo Raya itu kini sudah ditambah. Mulai pukul 08.00 WIB hingga pengisian selesai sekitar dini hari. Padahal hari biasa jam kerjanya itu mulai pukul 08.00-16.00 WIB.
“Jadi kita kewalahan di produksi dan distribusi. Padahal tenaga sudah dimaksimalkan dan sudah menambah tapi tetap enggak mampu lah. Karena untuk menambah orang lagi menambah biaya dan kita tidak boleh menaikkan harga,” keluhnya.
Sementara untuk distribusi oksigen baik untuk pasokan maupun untuk pengiriman juga mengalami kendala.
Munculnya sejumlah kendala itu menyebabkan pihak Dandim 0727/Karanganyar Letkol Inf Ikhsan Agung Widya Wibowo menawarkan bantuan tenaga untuk membantu kegiatan produksi dan distribusi. Tenaga relawan itu berasal dari sejumlah anggota TNI, Polri dan BPBD Karanganyar.
“Kita ingin melihat apa saja kendalanya, nah di situlah nanti kami dari satgas semaksimal mungkin membantu agar jangan sampai kendala itu menghambat produksi. Seperti diketahui produksi setiap hari sampai jam 03.00 WIB. Makanya dari itu Pemda, TNI, Polri siap mem-backup dari segi kendala-kendala tersebut seperti tenaga dan driver,” tambahnya.