Rupiah Menguat Ditopang Data PMI Manufaktur yang Masih Ekspansif

Uang Rupiah dan Dolar AS. (Ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat pada perdagangan awal pekan ini, Senin, 5 Juli 2021. Rupiah kembali bergerak di level Rp14.480 per dolar AS setelah pada akhir pekan lalu di level Rp14.530 per dolar AS.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Di pasar spot, pada pembukaan perdagangan pagi ini hingga pukul 09.13 WIB, rupiah telah ditransaksikan di level Rp14.487. Level tersebut menguat sebesar 0,31 persen dari level penutupan perdagangan pekan lalu Rp14.532.

Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia terakhir mematok nilai tengah rupiah di level Rp14.564 pada pukul 15.00 WIB akhir pekan lalu. Melemah dari nilai tengah hari sebelumnya Rp14.539.

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Mengutip tinjauan harian ekonomi dan pasar Bank Mandiri, pergerakan rupiah hari ini seiring dengan data Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia dari IHS Markit yang tercatat di posisi 53,5 pada Juni 2021.

Angka indeks tersebut turun dibandingkan rekor tertinggi pada Mei 2021 sebesar 55,3 poin dan 54,6 pada April 2021. Akan tetapi, angka indeks Juli masih menunjukkan level ekspansif dan jauh lebih baik dari kondisi periode yang sama tahun lalu di level 39,1.

Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

"PMI pada sektor manufaktur merupakan reaksi terhadap permintaan konsumen dan seringkali menjadi tanda pertama dari adanya perlambatan ataupun pemulihan," kata dia dikutip dari analisisnya hari ini.

Baca juga: IHSG Dibayangi PPKM Darurat, Cek Saham Pilihan Hari Ini

Menurut Andry, penurunan PMI Manufaktur Indonesia pada Juni 2021 menunjukkan adanya penurunan tingkat output, permintaan dan pembelian dari bulan sebelumnya. Penurunan PMI disebabkan oleh gelombang kedua lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia.

Andry menilai, meski menurun, ada dua faktor pendorong yang menyebabkan angka indeks masih dalam level ekspansi sektor manufaktur ke depan, yaitu perdagangan dan investasi. Dengan tingginya volume perdagangan, terjadi perbaikan sisi permintaan maupun sisi pembelian produk manufaktur.

"PMI Manufaktur Indonesia pada Juni 2021 masih berada di zona ekspansif selama delapan bulan berturut-turut. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan dunia usaha dan industri terhadap kebijakan pemerintah selama ini telah selaras," paparnya.

Dia memperkirakan, PMI Manufaktur akan mengalami perlambatan, akibat penerapan PPKM darurat mulai 3-20 Juli 2021. Ini karena kinerja sektor manufaktur menurut Andry ditentukan oleh efektivitas upaya menurunkan kasus harian COVID-19.

"Kami berharap dengan kebijakan pemerintah dan peran serta masyarakat dalam menekan laju lonjakan kasus  COVID-19, kinerja sektor manufaktur ke depan dapat terus menunjukkan level ekspansif," ujarnya.

Dengan berbagai perkembangan pada faktor domestik tersebut, Andry memperkirakan, secara teknikal, perdagangan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sepanjang hari ini akan berada pada interval Rp14.486 – 14.573 per dolar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya