BRMS Kembangkan Proyek Tambang Tembaga dan Emas di Gorontalo
- Dokumentasi PT Bumi Resources Minerals Tbk.
VIVA – PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) melaporkan penyampaian Keterbukaan Informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada hari ini, Rabu, 30 Juni 2021.
Director & Investor Relations BRMS, Herwin W Hidayat menjelaskan, Keterbukaan Informasi tersebut menjelaskan rencana perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT).
"Untuk membiayai pengembangan proyek tambang tembaga dan emas di Gorontalo," kata Herwin dalam keterangan tertulisnya, Rabu 30 Juni 2021.
Herwin pun merinci bahwa hal-hal terkait rencana tersebut adalah termasuk pembangunan satu pabrik pengolahan bijih emas dengan kapasitas 2.000 ton bijih per hari. Ada pula pembangun fasilitas pendukung tambang seperti waste dump, sediment pond, powerhouse, warehouse, nursery facility, workshop, town site, gudang bahan peledak, dan bangunan kantor.
Kemudian lanjut dia, perusahaan berencana untuk aktivitas pengeboran di beberapa prospek emas. Hal itu dilakukan dalam usahanya untuk menambah cadangan bijih emas di lokasi tambang emas Motomboto (Gorontalo).
"Untuk membangun infrastruktur jalan tambang (hauling road) sepanjang lebih dari 30 kilometer dengan lebar 12 meter dan fasilitas jembatan sepanjang 75 meter dari Pelabuhan Tombolilato ke lokasi tambang emas dan tembaga," ujarnya.
Baca juga: Pengusaha Resah, Pasrah dan Gelisah Bakal Ada PPKM Darurat
Herwin menambahkan, ada juga rencana BRMS untuk membangun Fasilitas Pengelolaan Limbah (Tailing Management Facility). Termasuk pengeringan limbah bijih, tailing dam, dan detoxification plant.
"Dan untuk pembelian alat-alat berat, perlengkapan, dan peralatan tambang, serta untuk mendanai kebutuhan modal kerja perusahaan dan/atau anak-anak usahanya," kata Herwin.
Dia menambahkan, manajemen BRMS percaya bahwa perusahaan dapat merealisasikan beberapa keuntungan dari pengembangan proyek tambang tembaga dan emasnya di Gorontalo.
Sebab, ketersediaan pabrik pengolahan bijih emas akan memungkinkan perusahaan untuk memulai produksi emas dan peraknya secara komersial. Khususnya dari lokasi tambang emas Motomboto di Gorontalo, yang akan berdampak positif terhadap kinerja Penjualan dan Laba Bersih Perusahaan.
Aktivitas pengeboran diharapkan juga dapat menambah jumlah cadangan bijih emas dan perak di Gorontalo, yang diharap akan menambah usia produktif tambang dari proyek tambang emas tersebut.
"Pada bulan April 2021, BRMS baru saja menyelesaikan transaksi Penawaran Umum Terbatas pertamanya (PUT1). Dana hasil dari PUT1 yang sekitar US$106 juta tersebut saat ini tengah digunakan sebagian besar untuk mengembangkan proyek tambang emas di Palu, Sulawesi," ujar Herwin.
"Dengan tersedianya pabrik pengolahan bijih emas yang baru di Gorontalo, maka perusahaan berharap dapat segera membukukan Pendapatan dan Laba Bersih dari kedua proyek tambang emas di Palu dan Gorontalo dalam waktu dekat," ujarnya.