Indonesia Pamer Program Kartu Prakerja di Pertemuan G20

Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi dalam pertemuan G20.
Sumber :
  • Dokumentasi Kemnaker.

VIVA – Pertemuan negara-negara G20 yang digelar pada pekan ini salah satunya fokus membahas sektor ketenagakerjaan. Fase transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja yang berpotensi menimbulkan adanya pengangguran baru jadi sorotan.

Gebrakan Prabowo di Kancah Global: Gabung BRICS hingga Rangkul 2 Negara Adidaya

Terkait isu tersebut, Indonesia berpandangan bahwa potensi itu harus ditangani secara inovatif dan kolaboratif. Dengan, melibatkan seluruh pemangku kepentingan termasuk dunia usaha.

Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi, dalam agenda rapat para menteri ketenagakerjaan anggota G20 bertajuk 'Employment at Exchange Views on Transitions from Education to Work' menjabarkan strategi Indonesia mengantisipasi hal tersebut.

Presiden Joe Biden 'Menghilang' saat Sesi Foto Bersama KTT G20 di Brasil

“Kami memandang dengan dinamika supply dan demand industri saat ini, maka penanganan transitions from education to work memerlukan inovasi dan kolaborasi yang luas. Agar tercipta kebijakan dan program yang mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan dunia kerja,” kata Anwar saat mewakili Pemerintah Indonesia membacakan Country Statement dalam pertemuan tersebut di Catania, Italia,Selasa, 22 Juni 2021, waktu setempat dikutip dari keterangannya.

Anwar menjabarkan, dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia telah mengimplementasikan sejumlah program dan kebijakan dalam menjembatani transitions from education to work.

Presiden Paraguay Santiago Pena Dilarikan ke RS saat Menghadiri KTT G20, Kenapa?

Mulai dari pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja (BLK) bagi lulusan sekolah, program pemagangan di dalam dan luar negeri, dan pelatihan kerja berbasis komunitas. Termasuk, bagi komunitas pemuda di seluruh Indonesia, program inkubasi bisnis, hingga layanan antar kerja.

“Untuk meningkatkan kompetensi SDM Indonesia, Pemerintah Indonesia juga sudah dan sedang menjalankan program Kartu Prakerja untuk memperluas akses pelatihan dan insentif bagi angkatan kerja muda,” kata Anwar.

Anwar melanjutkan, Indonesia memandang bahwa dalam memitigasi dampak perubahan dunia kerja, perlu dilakukan inovasi kebijakan dan program terkait transitions from education to work. Ia pun memaparkan beberapa upaya yang sedang dan akan dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.

Baca juga: Kejar Target Investasi, Akumindo Apresiasi Pemerintah Gaet Pelaku UMKM

Pertama, ekosistem digital siap kerja untuk mendorong link and match yang responsif terhadap perkembangan dunia usaha dan industri. Kedua, mengembangkan program penciptaan talenta muda di bidang kewirausahaan dan digital startup.

“Ketiga, pemanfaatan balai latihan kerja yang adaptif sebagai sarana untuk pengembangan kompetensi dan transversal skills, sertifikasi serta penempatan tenaga kerja,” ungkapnya.

Sebagai informasi, pertemuan ini akan menghasilkan joint statement atau Deklarasi Bersama tentang transisi dari pendidikan ke pekerjaan. Deklarasi Bersama ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam mempersiapkan tenaga kerja yang berkualitas dan kompetitif untuk memasuki pasar kerja, terutama di era dunia kerja yang terus berubah. 

Indonesia pun mendorong peran aktif organisasi internasional dan regional, serta Kelompok Keterlibatan G20 dalam mendukung langkah-langkah tindak lanjut Deklarasi Bersama ini.

“Untuk mendorong dialog yang lebih kuat di antara negara G20 dalam memfasilitasi transisi dari pendidikan ke pekerjaan,” tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya